Thursday, March 29, 2018

🌟DIA TAK PERNAH KESAL🌟

Bacaan: Lukas 11:5-10 NATS: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu

        (Lukas 11:9)  Suatu hari, saat mengendarai mobil, saya membaca suatu stiker yang berbunyi, “Terkadang saya terbangun dan merasa kesal, tetapi biasanya saya akan membawanya tidur lagi.” Stiker itu mengingatkan saya pada peristiwa di suatu malam. Istri saya yang sedang hamil membangunkan saya dan berkata bahwa kami harus segera ke rumah sakit karena ia akan segera melahirkan. Dengan setengah sadar saya menjawab, “Tidur sajalah dulu, kita urus besok pagi saja.” Namun, saya kemudian sadar akan apa yang dikatakannya. Saya pun segera bangun secepat kilat. 

       Dalam Lukas 11, seorang pria yang membutuhkan makanan untuk menjamu tamunya pergi ke rumah kawannya saat tengah malam. Ia hendak meminjam tiga roti. Kawan yang dibangunkannya itu mungkin akan melontarkan jawaban seperti saya, mengingat saat sudah itu tengah malam. Namun, ia bangun dan memberikan apa yang diminta kawannya itu (ayat 8).
      Saya pikir, orang itu tidak memberikan roti kepadanya supaya kawannya segera pergi. Ia bangun karena ia berpikir bahwa temannya tidak akan berani membangunkannya bila tidak benar-benar sedang putus asa.  Inti sebenarnya adalah: Jika kawan Anda mengenyahkan keengganannya untuk memenuhi kebutuhan Anda, tidakkah Bapa surgawi, yang tidak pernah enggan, akan melakukan lebih dari itu? Dia tidak pernah tidur, Dia tidak pernah kesal, dan Dia menginginkan yang terbaik untuk Anda. Karena itu, jangan ragu-ragu untuk meminta, mencari, dan mengetuk (ayat 9). Dia akan selalu siap bagi Anda

 ALLAH TIDAK PERNAH MERASA DIREPOTKAN OLEH DOA KITA

⭐IMAN YANG SEJATI⭐

Bacaan: Efesus 5:1-14
NATS: "Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan.

       Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang" (Efesus 5:8)  Ia mengaku telah percaya kepada Yesus sebagai Juruselamatnya, tapi ia masih menjalankan sebuah usaha yang haram. Sahabat-sahabatnya adalah orang-orang yang menyombongkan diri karena dapat melakukan ketidakjujuran dan keasusilaan tanpa dihukum. Saya ingin mendorongnya untuk hidup bagi Kristus, jadi saya menemuinya setiap minggu. 

      Orang itu menyimak ketika saya menerangkan Kitab Suci, dan ia tampak tersentuh dengan doa-doa saya untuknya. Namun ia tak pernah menunjukkan penyesalan akan masa lalunya. Ia terus hidup seperti waktu-waktu sebelumnya dan tidak menunjukkan keinginan untuk berubah. Memang benar bila ia mengerti bahwa Yesus dengan sukacita menerima kita sebagaimana adanya, tetapi salah bila ia mengira bahwa hidup dalam ketaatan bukan suatu keharusan. Sejauh yang saya tahu, ia tidak pernah mengubah sikap atau kelakuannya sampai akhirnya meninggal secara mendadak.
   
 Dalam Efesus 5, Rasul Paulus menyinggung tentang pekerjaan-pekerjaan tidak benar yang meremehkan pentingnya hidup yang diubahkan sebagai "kata-kata yang hampa" (ayat 5,6). Sesuatu yang sangat penting terjadi atas kita dan dalam diri kita saat kita percaya. Kita yang dulu "adalah kegelapan" menjadi "terang di dalam Tuhan" (ayat 8). Hasil yang akan didapat adalah hidup yang ditandai dengan "kebaikan, keadilan, dan kebenaran" (ayat 9). 

Jika iman kita nyata, maka seharusnya tujuan hidup kita adalah untuk memuliakan Tuhan kita dan tidak hidup seperti mereka yang tidak mengenal Dia. Itu adalah pertanda pasti dari iman yang sejati

SAAT YESUS MASUK KE DALAM HIDUP KITA DIA MENGUBAH SEGALANYA

⭐AMBISI PRIBADI⭐

Bacaan: Matius 11:25-30
NATS: Masakan engkau mencari hal-hal yang besar bagimu sendiri? Janganlah mencarinya! (Yeremia 45:5)  Artis pop Andy Warhol pernah mengatakan bahwa di zaman televisi ini setiap orang bisa mendapatkan ketenaran selama 15 menit. Ya, ketenaran mungkin datang kepada kita, tapi tidak seharusnya kita mengejarnya. 
       Ambisi pribadi adalah sifat mengerikan yang dapat mewujudkan dirinya dalam bentuk nafsu akan "kursi terbaik" dan pengakuan pribadi. Ambisi pribadi membuat kita mendominasi acara-acara sosial dan lebih suka menceritakan kisah kita sendiri daripada mendengarkan orang lain. Kita ingin diperhatikan, menjadi terkemuka, dan menjadi pusat perhatian, daripada sekadar menjadi penonton.
     Bagaimanapun juga, jalan Allah merupakan kebalikannya. Menurut jalan Allah berarti belajar untuk puas saat orang lain lebih ditinggikan dari pada kita. Juga belajar untuk bergembira saat yang lain lebih disukai orang, dan dapat memberi pujian kepada yang lain tanpa bersikeras untuk menerima pujian bagi diri sendiri.

     Jalan Allah memampukan kita untuk menerima penghinaan saat kita diperlakukan tidak adil dan menolong kita untuk memandang pengalaman itu sebagai "berkat terselubung"-yakni sebuah kesempatan untuk mempelajari kerendahan hati yang sejati.  Kita mulai belajar tentang jalan Allah dari Yesus.

       Dia "lemah lembut dan rendah hati" (Matius 11:29) dan tidak berusaha untuk membela kehormatan atau kedudukan-Nya (Filipi 2:5-8). Dengan selalu mengandalkan pertolongan-Nya, kita semakin lama dapat semakin serupa dengan Dia. Setelah itu barulah kita dapat melepaskan diri dari perilaku dan usaha yang tiada henti untuk mengejar ambisi pribadi -

 TIDAK ADA YANG MEMBATASI KEBAIKAN ANDA JIKA ANDA TAK PEDULI SIAPA YANG AKAN DI PUJI

👉RENUNGAN PAGI

Cerita ini tdk pernah usang... 
 "Kisah sederhana di sebuah desa yang subur, hiduplah dua lelaki bersaudara.    Sang kakak telah berkeluarga dgn dua orang anak, sedangkan si adik masih melajang.  Mereka menggarap satu lahan berdua dan ketika panen, hasilnya mrk bagi sama rata.  Di suatu malam setelah panen, si adik duduk sendiri dan berfikir. "pembagian ini sungguh tidak adil, sehursnya kakakku lah yg mendapat bagian lebih banyak karena dia hidup dengan istri dan kedua anaknya.  

"Maka di malam yg sunyi itu diam2 dia menggotong satu karung padi miliknya dan meletakkanya di lumbung padi milik kakaknya".  Ditempat yg lain, sang kakak juga berfikir, "pembagian ini adil jika adikku mendpt bagian yang lbh banyak, krn ia hidup sendiri, jika terjadi apa-apa dengannya tak ada yang mengurus, ssedangkan aku ada anak dan istri yg kelak merawatku."  

Maka sang kakak pun bergegas mengambil satu karung dari lumbungnya dan mengantarkan dgn diam-diam ke lumbung milik sang adik.  Kejadian ini terjadi bertahun-tahun.  Dalam benak mereka ada tanda tanya, mengapa lumbung padi mereka seperti tak berkurang meski telah menguranginya setiap kali panen?  *Hingga di suatu malam yg lengang setelah panen, mereka berdua bertemu di tengah jalan.*  

*Masing-masing mereka  menggotong satu karung padi.*  
Tanda tanya dalam benak mereka terjawab sudah, seketika itu juga mereka saling memeluk erat, mereka sungguh terharu berurai air mata menyadari betapa mereka saling menyayangi.*  *Beginilah seharusnya kita bersaudara...* 

*jangan biarkan Harta menjadi pemicu permusuhan melainkan menjadi perekat yang teramat kuat di antara* *saudara.*  Allah telah menanamkan cinta pada hati mereka yang mau lelah memikirkan nasib saudara-saudara mereka.  

*Allah tak akan membiarkan kita kekurangan jika kita selalu berusaha mencukupi kehidupan org lain.*  

*Allah tak akan menyusahkan kita yg selalu berusaha membahagiakan org lain...!  Salam sehat dan tetap semangat

Wednesday, March 28, 2018

👉DIBALIK SALIP

  Bacaan: 1 Korintus 1:18-25

    NATS: Pemberitaan itu adalah kekuatan Allah (1 Korintus 1:18)  Pada pertengahan abad 20, di India Tengah pernah terjadi ketegangan antara orang-orang non-kristiani dan orang-orang kristiani.
    Seorang pemuda disuruh memanjat gedung 3 tingkat dan mencabut salib yang ada di atas atapnya. Namun demikian, ia tidak berhasil. Bahkan, ia terjatuh dari atap ke jalan di bawahnya dan terluka parah. Ketika dibawa ke rumah sakit, ia ditempatkan di sebuah kasur lipat, dan bersebelahan dengan seorang pasien yang adalah orang kristiani.  Ketika seorang percaya memberitahu orang yang terluka itu bahwa salib melambangkan apa yang diperbuat Yesus untuknya di kayu salib, hatinya tersentuh. Ia berteriak, "Tuhan Yesus! Ampuni aku! Aku tidak bermaksud melakukannya. Mereka memaksaku."  Apa pun yang dilakukan orang-orang untuk menghilangkan lambang-lambang kekristenan, kita tahu bahwa mereka takkan mampu menghentikan pesannya. Paulus berkata, ". pemberitaan itu adalah kekuatan Allah" (1 Korintus 1:18). Yesus berkata bahwa gerbang neraka pun tidak akan menang melawan gereja (Matius 16:18). Salib berdiri sebagai lambang kekristenan. Namun simbolisme itu tidaklah berarti bila seseorang tidak mengerti apa yang Kristus lakukan di kayu salib.

        Dia mati di sana untuk memberikan pengampunan (Kolose 2:13,14), bukan untuk menciptakan sebuah lambang suci.  Sudahkah Anda melihat di balik lambang salib itu dan percaya kepada Anak Allah yang mati di sana? Jika belum, lakukanlah sekarang!

JALAN MENUJU SURGA DIMULAI DI KAKI SALIB