Tuesday, May 29, 2018

INGATAN YANG BERKARAT

Bacaan: Ibrani 5:12-14
NATS: Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang ... yang memiliki indra yang terlatih untuk membedakan yang baik dari yang jahat (Ibrani 5:14)

Sumbangan Leonardo da Vinci bagi seni, ilmu pengetahuan, dan keahlian teknik menempatkannya sebagai salah seorang yang jenius dalam sejarah dunia. Entah ia sedang menggambar pesawat terbang atau melukis Mona Lisa, ingatannya hidup, tajam penuh pengamatan, dan kreatif. Ia dipercaya membuat komentar berikut tentang mempertahankan ketajaman ingatan: "Besi menjadi berkarat karena tidak dipakai; air yang mandek akan kehilangan kemurniannya; ... demikian juga tanpa kerja, daya ingatan seseorang akan melemah."

Kita juga dapat mengalami kemandekan dalam hidup kristiani kita. Inilah yang terjadi pada para penerima kitab Ibrani. Sang pengarang yang mendapat ilham dapat melihat gejala-gejalanya dan tahu bagaimana menyembuhkannya. "Makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang memiliki indra yang terlatih untuk membedakan yang baik dari yang jahat" (Ibrani 5:14).

Kata "terlatih" berasal dari kata Yunani gymnasium. Kata ini berhubungan dengan gambaran kita mengenai olahraga yang dilakukan secara disiplin. Kehidupan kristiani adalah kehidupan yang bertumbuh dalam pengetahuan sehingga kita dapat belajar untuk memilih jalan yang benar. Dan kita melakukannya dengan melihat firman Allah.

Bacalah Alkitab dengan semangat yang baru dan mintalah kepada Allah untuk memberikan berbagai pengertian yang baru mengenai hubungan Anda dengan-Nya, dan juga dengan orang lain. Berusahalah untuk selalu mempertahankan kesehatan rohani Anda --HDF

PERTUMBUHAN ROHANI MEMERLUKAN MAKANAN KERAS
DARI FIRMAN TUHAN

LEBIH DARI ITU

Bacaan: Yohanes 17:1-8
NATS: Inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus (Yohanes 17:3)

Anda selalu duduk di depan Sam di gereja. Anda tersenyum padanya dan berkata, "Selamat pagi" saat datang, lalu berkata, "Sampai Minggu depan" saat pulang. Namun suatu pagi, Anda menambahkan obrolan, "Sam, bisakah saya meminjam 100 dolar?"

Sayangnya, begitulah beberapa orang memperlakukan Tuhan. Mereka bersekutu dengan Tuhan hanya pada hari Minggu sampai mereka memerlukan sesuatu. Namun, Allah ingin lebih dari itu.

Yang terutama, Tuhan ingin kita mengenal-Nya sebagai Juru Selamat. "Inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus" (Yohanes 17:3).

Setelah kita menjadi anak-Nya (1:12), Allah menginginkan komunikasi yang terus-menerus terjalin dengan kita dan Dia juga ingin pengenalan kita tentang Dia maupun tentang siapa kita nantinya melalui pertolongan-Nya semakin bertumbuh. Dia tak ingin menjadi kenalan yang hanya ditemui pada hari Minggu atau Seseorang yang hanya menjadi tempat curahan hati pada saat kita putus asa. Allah ingin kita memiliki persekutuan pribadi dengan-Nya. Dia pun ingin kita bertumbuh dalam kerinduan kita untuk menyenangkan-Nya dengan menaati-Nya. "Inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya" (1Yohanes 2:3).

Allah mengasihi Anda dan ingin Anda mengenal-Nya. Dia memang menjawab doa-doa yang bernada putus asa. Namun, sebelum Anda meminta, pastikan Anda mengenal-Nya secara pribadi --CHK

Bukan hanya kata-kata hampa yang Tuhan mau
Dari orang-orang yang telah ditebus-Nya;
Dia merindukan kita mengenal kasih-Nya,
Dan kita berdiam di dalam kasih-Nya itu. --D. De Haan

MEMILIKI PENGETAHUAN AKAN ALLAH MEMANG MENARIK,
TETAPI MENGENAL ALLAH AKAN MENGUBAH HIDUP KITA

Saturday, May 26, 2018

BERJALAN DENGAN GAGAH

Bacaan: Imamat 26:3,12-16
NATS: Aku telah mematahkan kayu kuk yang di atasmu dan membuat kamu berjalan tegak (Imamat 26:13)

Selama saya mengikuti latihan dasar di angkatan darat, berminggu-minggu lamanya sersan pelatih kami bekerja sangat keras untuk mengubah kami; dari sekelompok orang-orang sipil yang lemah, menjadi satu regu tentara yang berjalan tegak dan gagah. Jelas itu bukan tugas yang mudah. Namun ketika akhirnya ia berkata, "Kalian hebat!" kami sungguh merasa bangga akan diri kami dan perubahan yang terjadi dalam diri kami.

Pengalaman ini terlintas kembali di benak saya ketika membaca ayat Imamat 26:13, "Akulah Tuhan, Allahmu, yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir, supaya kamu jangan lagi menjadi budak mereka. Aku telah mematahkan kayu kuk yang di atasmu dan membuat kamu berjalan tegak." Setelah selama 400 tahun menjadi budak dan harus bekerja keras, rakyat Israel merasa sangat tertekan dan putus asa. Namun di bawah pimpinan Musa, Allah membawa mereka keluar dari perbudakan Mesir dan memimpin mereka ke jalan yang mengarah pada kehidupan baru yang sungguh bebas merdeka melalui ketaatan kepada-Nya.

Hal ini dengan jelas mengingatkan kita pada apa yang telah Allah lakukan bagi kita melalui Yesus Kristus. Paulus menulis: "Berdirilah teguh ... dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan" (Galatia 5:1).

Kita tidak perlu ditundukkan bersama dosa-dosa kita. Saat kita memeluk kebebasan karena pembenaran melalui iman kepada Yesus Kristus, kita dapat menegakkan kepala dan terus berjalan dengan gagah --DCM

TIDAK ADA UJUNG YANG MEMATIKAN
PADA JALAN KETAATAN PADA ALLAH

Thursday, May 24, 2018

DUNIA YANG SELALU BERUBAH

Bacaan: Mazmur 102:25-27
NATS: Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal (Ulangan 33:27)

Kehidupan ini pasti mengalami perubahan. Hubungan kita berubah ketika kita pindah ke tempat baru, mengalami sakit, dan akhirnya menemui ajal. Bahkan sel di dalam tubuh kita selalu mengalami proses perubahan. Ketika sel-sel sudah tua, kebanyakan diganti dengan yang baru. Hal ini terutama tampak pada kulit kita—kulit luar kita mengelupas dan diganti dengan sel-sel baru kira-kira setiap 27 hari.

Ya, perubahan adalah satu-satunya hal yang pasti dalam dunia kita. Benar kata Henry Lyte dalam lagunya yang melankolis "Tinggal Bersamaku": "Kulihat semuanya berubah dan musnah di sekelilingku." Tetapi lagu itu segera menambahkan, "Engkau yang tidak berubah, tinggallah bersamaku!"

Melalui iman di dalam Yesus Kristus kita dapat menjalin hubungan dengan Allah yang tidak berubah, yang menyatakan diri-Nya di dalam kitab Maleaki 3:6, "Bahwasanya Aku, Tuhan, tidak berubah." Kita dapat mengandalkan Allah yang akan tetap sama selamanya, seperti yang dikatakan pemazmur (Mazmur 102:27). Ibrani 13:8 memberikan kesaksian yang menegaskan: "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya." Dia adalah dasar kita yang kokoh, yang menanamkan keyakinan dalam diri kita dan memberikan perlindungan dalam dunia yang selalu berubah ini.

Kita umat ciptaan, yang terperangkap dalam naik turunnya perputaran zaman, dapat menyandarkan jiwa kita pada lengan-lengan abadi, yang tidak akan pernah melepaskan kita (Ulangan 33:27) —VCG

UNTUK MENGHADAPI PERUBAHAN KEHIDUPAN
PANDANGLAH ALLAH YANG TIDAK BERUBAH

Wednesday, May 23, 2018

KEAGUNGAN KESALEHAN

Bacaan: Kejadian 47:7-12
NATS: Yakub memohonkan berkat bagi Firaun, sesudah itu keluarlah ia dari depan Firaun (Kejadian 47:10)

Dalam pandangan sebagian besar orang, Esau, saudara Yakub, adalah orang yang lebih hebat di antara kedua saudara kembar tersebut. Selama bertahun-tahun ia telah mengumpulkan kekayaan dan kekuasaan yang luar biasa. Ia adalah penguasa di tanah Edom dan dapat bertemu Firaun dengan mudah. Namun Esau, dengan segala kekuasaan duniawinya, tidak dapat memberkati Firaun. Hanya Yakub yang dapat melakukannya (Kejadian 47:10).

Kekuatan rohani lebih besar dibandingkan kekuatan jasmani. Allah dapat mengaruniakan kepada seorang insan sederhana kekuatan moral yang dahsyat. Di dalam kesucian sendiri terdapat kuasa yang sanggup mengatasi segala kuasa lainnya.

Kata Yunani untuk kuasa atau otoritas (exousia) berawalan ex, yang berarti "keluar dari" atau "dari". Hal ini menyatakan bahwa kemampuan untuk memengaruhi orang lain keluar dari dalam diri kita. Kemampuan itu berakar dalam siapa diri kita. "Apakah Anda ingin menjadi pribadi yang agung?" tanya Agustinus. "Jika ya, mulailah menjadi pribadi yang agung." Keagungan berasal dari kesucian, tidak lebih.

Saya mempunyai teman yang dapat memasuki ruang-ruang penting di Washington, DC, dan bertemu dengan orang-orang yang paling berkuasa di dunia. Ia hanya berbicara sepatah dua patah kata, kemudian pergi, tetapi ia meninggalkan pengaruh Kristus yang berkesan dan mendalam di hati mereka. Ia mempunyai aura agung yang meliputi semua orang yang hidupnya mencerminkan sifat Yesus. Inilah keagungan dari kesalehan --DHR

CONTOH KECIL SEKALIPUN
DAPAT MEMBERI PENGARUH BESAR BAGI KRISTUS

Monday, May 21, 2018

SINDROM GUNUNG ST.HELENS

Bacaan: 2Petrus 3:3-15
NATS: Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh keselamatan (2Petrus 3:15)

Pada 20_Maret 1980, Gunung St. Helens di Washington, sebuah gunung berapi yang disangka orang tidak aktif lagi, tiba-tiba bergetar dan mengeluarkan suara gemuruh. Penduduk setempat dievakuasi ke jarak "aman" sekitar 12,8 km dari gunung tersebut. Beberapa waktu kemudian, sisi gunung mulai menggelembung. Namun, para ilmuwan tidak mengkhawatirkan hal itu karena berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan mengenai gunung berapi, gunung-gunung itu tidak pernah meletus dari samping.

Kemudian pada tanggal 18_Mei lereng Gunung St. Helens meletus dan memuntahkan berton-ton reruntuhan ke bawah dengan kecepatan 250,5 km/jam. Semenit kemudian, gunung berapi itu meletus ke atas dengan kekuatan yang setara dengan 500 bom atom! Letusan yang sangat besar ini merusakkan hutan seluas 59.600 hektar dan menewaskan 57 orang. Para ilmuwan mengira peristiwa-peristiwa alam akan berlangsung seperti sebelumnya. Namun ternyata mereka keliru!

Kitab 2 Petrus menceritakan kepada kita bahwa suatu saat di masa depan, keyakinan keliru semacam ini juga akan dirusak oleh panasnya api hari kiamat (3:4-7). Namun, berita baiknya adalah Allah akan membangun "langit yang baru dan bumi yang baru" (ayat 13). Dia menghendaki agar "jangan ada yang binasa", dan dengan sabar menanti agar lebih banyak orang menemukan keselamatan sejati dalam Putra-Nya Yesus (ayat 9). Mereka hanya perlu menerima keselamatan yang ditawarkan-Nya.

Sudahkah Anda memercayakan keselamatan Anda kepada Yesus? --HDF

UMAT ALLAH HARUS MENUNJUKKAN JALAN
AGAR ORANG LAIN SELAMAT DARI PENGHAKIMAN ALLAH

Sunday, May 20, 2018

DOA RFEM

Bacaan: Efesus 3:14-21
NATS: Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa ... supaya Ia ... menguatkan kamu dengan kuasa melalui Roh-Nya di dalam batinmu (Efesus 3:14,16)

Seorang teman mengirimi saya e-mail berisi daftar pokok doa. Ia berkata, "Secara rohani, aku bingung, doakan agar aku mengerti. Secara fisik, aku lelah, doakan agar aku dapat beristirahat. Secara emosi, aku sangat lemah, doakan agar aku kuat. Secara mental, aku khawatir, doakan agar aku merasa damai."

Kemudian ketika saya bertemu dengannya, saya berkata kepadanya, "Aku telah memanjatkan doa RFEM buatmu." Ia tampak kebingungan, jadi saya katakan bahwa saya telah mendoakan kesehatan Rohani, Fisik, Emosi, dan Mentalnya.

Kitab Suci mengilustrasikan pemeliharaan Allah dalam keempat bagian tersebut.

Rohani: Yesus berdoa bagi murid-murid-Nya: "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran" (Yohanes 17:17). Kebenaran menuntun kita pada pemahaman rohani, dan melenyapkan kebingungan.

Fisik: Petrus memiliki kebutuhan fisik -- dibebaskan dari penjara. Teman-temannya berdoa -- dan ia dibebaskan (Kisah 12:1-11). Dalam pemeliharaan Allah, kita menemukan rasa aman dan ketenangan (Mazmur 16:9).

Emosi: Sang pemazmur sering memohon kepada Allah agar diberikan kelepasan dari kesukaran (4:2; 18:7; 107:6,7). Allah memberi pengharapan.

Mental: Pengetahuan dan hikmat dijanjikan bagi mereka yang berseru kepada Allah (Amsal 2:3-6; Yakobus 1:5-7). Dengan berdoa dan membaca firman-Nya, kita dapat menemukan damai sejahtera Allah.

Apakah Anda sedang bergumul? Mintalah bantuan Allah untuk mendapatkan bantuan secara rohani, fisik, emosi, dan mental --JDB

Yesus sungguh Sahabat istimewa,
Segenap dosa dan sengsara kita ditanggung-Nya!
Kita diberi kehormatan untuk membawa
Segala sesuatu kepada Allah dalam doa! --Scriven

UBAHLAH KEKHAWATIRAN ANDA MENJADI DOA

Saturday, May 19, 2018

SOBAT YANG BAIK

Bacaan: Yohanes 15:9-17
NATS: Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu melakukan apa yang Kuperintahkan kepadamu (Yohanes 15:14)

Jemaat menyimak dengan sungguh-sungguh pada saat pendeta memulai doanya dengan kalimat: "Bapa kami yang di surga ..." Tiba-tiba saja, kalimat sang pendeta seperti disahut oleh suara yang berkata, "Halo, sobat baik!"

Orang-orang mulai tertawa ketika mereka menyadari bahwa suara itu ternyata berasal dari sebuah alat komunikasi yang menangkap kata-kata seorang sopir truk yang sedang berbicara di radio panggilnya! Tidak banyak yang dapat dicapai pada kebaktian hari itu, sebab jemaat terus tertawa geli mengingat suara yang membuat mereka berpikir Allah menjawab sang pendeta dengan menyebutnya "sobat baik".

Musa mengerti bagaimana rasanya menjadi sahabat Allah -- yaitu menjalin relasi yang melebihi hubungan pertemanan biasa. Tuhan kerap berbicara kepada Musa "dengan berhadapan muka seperti seorang manusia berbicara kepada temannya" (Keluaran 33:11). Abraham, bapa bangsa-bangsa, juga disebut sebagai sahabat Allah (2Tawarikh 20:7).

Namun, apakah Anda dan saya dapat menjadi sahabat Allah? Dalam bacaan Alkitab hari ini, Yesus, teladan tertinggi dari persahabatan yang penuh kasih, menyebut murid-murid-Nya sebagai sahabat (Yohanes 15:13,15). Dia berkata dengan sungguh-sungguh: "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu melakukan apa yang Kuperintahkan kepadamu" (ayat 14).

Dan apakah perintah-Nya bagi kita? Yaitu agar kita mengasihi-Nya dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri sendiri (Markus 12:30,31). Begitulah cara kita menjadi sahabat Allah --AMC

SAHABAT TERBAIK DI DUNIA HANYALAH SUATU BAYANG-BAYANG
APABILA DIBANDINGKAN DENGAN YESUS -- Chambers

SUMBER SUKACITA

Bacaan: 2Korintus 6:3-10
NATS: Sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersuka-cita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu (2Korintus 6:10)

Paul Gerhardt, seorang pendeta di Jerman pada abad 17, memiliki segudang alasan untuk tak bersukacita. Istri dan keempat anaknya meninggal dunia; Perang Tiga Puluh Tahun telah membinasakan warga dan menghancurkan Jerman; konflik gereja dan guncangan politik mengisi hidupnya dengan penderitaan. Namun, di tengah-tengah penderitaan pribadinya yang hebat, ia menulis lebih dari 130 himne yang kebanyakan diwarnai sukacita dan ketaatan kepada Yesus Kristus.

Berikut kutipan lirik salah satu himne karya Gerhardt, "Holy Spirit, Source of Gladness":

Biarkan kasih yang tidak mengenal batas
Mengalir bagai hujan yang deras,
Memberi kita harta tak ternilai harganya
Yang didamba manusia, dan yang Allah beri;
Dengarkan kesungguhan permohonan kami,
Tiap hati yang berat menjadi berseri;
Tinggal dalam persekutuan,
Roh yang penuh kedamaian.

Karena kasih Allah telah dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus (Roma 5:5), adakah situasi di mana kita tak dapat mengalami sukacita yang Dia berikan?

Selama melewati masa penderitaan besar, Rasul Paulus menggambarkan pengalamannya itu seperti "sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu" (2Korintus 6:10).

Duka dan penderitaan adalah kenyataan hidup yang tak dapat dihindari. Namun, Roh Kudus adalah sumber sukacita kita, "memberi kita harta tak ternilai harganya yang didamba manusia, dan yang Allah beri" --DCM

KEBAHAGIAAN BERGANTUNG PADA PERISTIWA YANG KITA ALAMI
TETAPI SUKACITA BERGANTUNG PADA YESUS

Thursday, May 17, 2018

KAMI MENYENTUH-NYA!

  Bacaan: 1Yohanes 1:1-4 NATS: Apa yang telah ... kami raba dengan tangan kami ... kami beritakan kepada kamu (1Yohanes 1:1,3) 

          Mitologi dipenuhi dengan kisah dewa-dewa zaman dahulu kala yang turun dari surga dan mengambil wujud manusia. Namun, tak seorang pun mendengar atau melihat mereka, dan tak seorang pun menyentuh mereka. Dewa-dewa ini merupakan impian yang timbul karena manusia mendambakan Allah dan berharap bahwa suatu hari Dia akan datang mendekat. Penjelmaan Yesus -- Allah yang menjadi manusia -- adalah pemenuhan dari impian-impian tersebut.  

       Pengarang Dorothy Sayers berkata: "[Allah] tidak dapat menuntut apa pun dari manusia yang belum dituntutnya dari diri-Nya sendiri. Dia sendiri telah melalui seluruh pengalaman hidup manusia, mulai dari kekesalan-kekesalan sepele dalam kehidupan keluarga dan kelelahan fisik akibat kerja keras serta kekurangan uang, sampai merasakan betapa ngerinya rasa sakit dan penghinaan, kekalahan, putus asa, serta kematian. Ketika Dia menjadi manusia, Dia berperan sebagai manusia. Dia dilahirkan dalam kemiskinan dan mati dalam kehinaan, serta menganggap bahwa hal itu layak dilakukan."   Penjelmaan Yesus Kristus merupakan bukti yang tak dapat disangkal lagi bahwa Allah akan melakukan apa saja untuk datang mendekati kita.

          Agustinus berkata, "[Allah] memberikan diri-Nya sendiri selama beberapa waktu untuk ditangani oleh tangan-tangan manusia." Dan kita memiliki catatan tertulis dari Yohanes, seorang manusia yang benar-benar menyentuh-Nya. Kita dapat memercayai kesaksiannya -- dan kita dapat meyakini bahwa Allah ingin berada di dekat Anda dan saya --DHR   

KASIH TERJADI KETIKA ALLAH MENJADI MANUSIA -- Walvoord

PENGALAMAN YANG HILANG

Bacaan: Mazmur 51:3-15 NATS: Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu (Mazmur 51:14)

         Seorang pendeta di Los Angeles mengunjungi seorang pria dan menanyakan apakah ia seorang kristiani. "Oh, ya. Saya adalah anggota sebuah gereja di Ohio," katanya, "dan pada saat saya meminta surat keanggotaan gereja sebelum datang ke sini, saya duduk dan menuliskan pengalaman kristiani saya di atas sehelai kertas. Saya telah menyimpan kedua surat tersebut di dalam sebuah kotak kecil. Saya akan menunjukkannya kepada Anda."   Ketika ia mengeluarkan kotak itu, ternyata seekor tikus telah menggerogoti kotak itu dan menghancurkan surat-surat yang ada di dalamnya. Ia berkata kepada sang pendeta, "Saya telah kehilangan pengalaman kristiani dan surat gereja saya."  

          Jika hanya kedua dokumen itu yang hilang, kehilangan itu tidaklah besar. Banyak orang menanam "saham" yang besar di dalam sertifikat baptisan atau surat keterangan gereja, namun mereka tidak mengalami karya anugerah sejati di dalam hati. Hanya iman di dalam Sang Juruselamatlah yang akan memberikan keselamatan.   Orang-orang kristiani sejati juga dapat belajar dari cerita ini. "Pengalaman" mereka yang dulu penting mungkin telah "disimpan di dalam kotak" dan dibiarkan membusuk. Mereka telah gagal untuk menjaganya tetap segar dan hidup, melalui persekutuan setiap hari dengan Tuhan melalui doa dan pemahaman Alkitab.  

        Jika hal ini menggambarkan diri Anda, berserulah bersama Daud, "Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu" (Mazmur 51:14) —PRVG   

IMAN DI DALAM PENGAKUAN IMAN RASULI DAPAT MENJADI BUSUK  TETAPI IMAN DI DALAM KRISTUS DAPAT TETAP SEGAR SETIAP HARI

HILANG DI LAUT

Bacaan: Ayub 2:7-10 NATS: Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk? (Ayub 2:10) 

          Pada musim gugur 1982, Deborah Kiley berangkat dengan tiga orang muda lainnya untuk mengirim kapal pesiar Trashman sepanjang 58 kaki dari Maine ke Florida. Selepas pantai Carolina Utara, tiba-tiba mereka diserang angin ribut dan gelombang raksasa yang menyebabkan kapal mereka karam. Selama empat hari yang sangat menyengsarakan, tanpa makanan dan air bersih, awak kapal itu mempertahankan hidup dalam kapal karet di tengah-tengah laut yang penuh dengan ikan hiu.

          Dalam bukunya Albatross, Deborah teringat betapa salah seorang awak kapal itu berteriak mengutuk Allah karena tertimpa masalah ini. Meskipun lelah, Deborah diam-diam mengulang-ulang Doa Bapa Kami dan meminta Allah mengajarnya melewati krisis mereka ini. Beberapa waktu kemudian, pemuda yang mengutuk Allah tadi minum air laut, meracau, melompat keluar dari kapal, dan dimakan ikan hiu. Akhirnya mereka yang masih hidup diselamatkan oleh kapal pengangkut barang milik Rusia. 

           Kita masing-masing menanggapi krisis secara berbeda-beda. Berabad-abad lalu, Ayub dipukul oleh gelombang berita buruk yang bertubi-tubi. Suatu kali istrinya mengatakan agar ia mengutuk Allah dan mati. Namun, Ayub memberikan jawaban yang sangat dalam: "Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" (Ayub 2:10).
     
           Lain kali apabila krisis datang menghantam kita, kenalilah kedaulatan Allah dan berbuatlah seperti Deborah Killey -- mintalah agar Allah mengajarkan sesuatu kepada Anda melalui peristiwa tersebut --HDF 

  TUHAN YANG MEMBERI, TUHAN YANG MENGAMBIL, TERPUJILAH NAMA TUHAN! -- Ayub

Sunday, May 13, 2018

IBU YANG SHALEH

Bacaan: Amsal 31:10,25-31 NATS: Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia (Amsal 31:28)

      Banyak orang telah diberkati secara melimpah melalui apa yang mereka pelajari dari ibu mereka. Misalnya, John dan Charles Wesley. Mungkin nama mereka tak akan pernah muncul dalam sejarah jika bukan karena ibu mereka yang saleh. Ibu mereka mengajarkan bahwa hukum kasih dan kesaksian kristiani harus menjadi tuntunan hidup mereka sehari-hari.  

       Susannah Wesley meluangkan satu jam setiap hari untuk mendoakan 17 anaknya. Setiap minggu ia pun mengajak masing-masing anak secara bergantian untuk mendiskusikan hal-hal rohani selama satu jam. Tidak mengherankan jika John dan Charles dipakai Allah untuk membawa berkat bagi seluruh dunia.

        Berikut adalah beberapa aturan yang diterapkan Susannah Wesley dalam mendidik anak-anaknya: Kurangi ego dalam seorang anak dan bekerja samalah dengan Allah. Ajari ia berdoa segera setelah ia dapat berbicara. Jangan memberi apa pun yang diinginkannya ketika ia merengek memintanya. Berikan apa yang baik baginya apabila ia memintanya dengan sopan. Agar tidak berbohong, jangan memberi ia hukuman ketika mengakui kesalahannya dengan jujur; tetapi jangan pernah mendiamkan pemberontakan dan tindakan yang salah begitu saja. Puji dan hargai kelakuan yang baik. Pegang teguh setiap janji yang telah Anda katakan kepada anak-anak Anda. 

          Mari kita menghormati ibu kita yang saleh, tidak hanya dengan memberikan kata-kata pujian bagi mereka, tetapi juga dengan kehidupan yang mencerminkan hasil dari pengaruh kudus mereka! --HGB    Dari semua karunia Allah di bumi ini,  Ada satu yang melampaui segalanya:  Karunia yang tak ternilai dan sangat berarti  Para ibu kristiani yang penuh dengan cinta. --Anon.   

KEBAIKAN IBU AKAN TERPANCAR DALAM DIRI ANAK-ANAK MEREKA --DICKENS

Tuesday, May 8, 2018

GELANDANGAN DAN PENDATANG

 Bacaan: Ibrani 11:13-16 NATS: Mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini (Ibrani 11:13) 

         Selama Masa Depresi Besar pada awal tahun 1930-an, banyak orang menjadi gelandangan. Mereka naik kereta barang untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya, tidur di gerbong barang yang kosong, dan mendapat sedikit uang dengan melakukan kerja musiman. Bila tidak mendapatkan pekerjaan, mereka terpaksa mengemis. Ibu saya menjadi "sentuhan lembut" bagi gelandangan mana pun yang datang ke rumah kami untuk meminta makanan. Mereka telah kehilangan kenyamanan yang hanya bisa didapat di rumah sendiri. 

        Seperti gelandangan, seorang pendatang pun tak memiliki kenyamanan dan perlindungan yang hanya bisa didapat di rumah, tetapi ia tahu ke mana akan pergi. Pengharapan dan aspirasinya diarahkan pada suatu tujuan.   Orang-orang kristiani harus menjadi seperti pendatang. Dalam kitab Ibrani kita membaca tentang para pahlawan iman yang "mengakui bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini" (11:13). Mereka dapat menjalani kehidupan iman yang saleh karena mereka merindukan "tanah air yang lebih baik, yaitu satu tanah air surgawi" (ayat 16).

         Tuhan sedang mempersiapkan Anda dan saya untuk menyongsong kekekalan, dan segala yang kita kerjakan penuh makna. Meskipun bumi ini bukan tempat tinggal kita yang tetap, kita bukanlah pengembara yang tanpa tujuan. Kita menjadi pesinggah yang hidup dengan penuh tanggung jawab tatkala pergi ke tempat tujuan yang telah dipersiapkan. Kita mempunyai Bapa surgawi yang mengasihi dan akan menyambut kita ke dalam rumah yang telah dipersiapkan oleh Juru Selamat kita --HVL 

  JANGAN MENANCAPKAN TIANG PANCANG TERLALU DALAM KITA AKAN PINDAH BESOK PAGI!

MENENTANG PENYIMPANGAN

 Bacaan   : Galatia 4:12-20 Setahun : 2 Raja-Raja 18-20 Nas       : Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu? (Galatia 4:16)

           John Huss sang pembaharu dari Republik Ceko. Ia tampil membela keadilan sosial dan melawan gereja yang tak lagi mampu menilai kebenaran dengan baik. Ia menentang praktek penjualan surat pengampunan dosa berdasarkan standar keadilan dan kebenaran Alkitab. Akan aksinya itu, bukannya mendapat perlindungan, sebaliknya ia dipenjara, lalu dihukum mati pada 6 Juli 1415. Tanpa sehelai kain di badan dan terikat di sebuah tiang, Huss berdoa, "Tuhan Yesus Kristus, hanya karena Injillah aku melalui dengan sabar dan rendah hati dalam menghadapi kematian yang menakutkan, hina, dan kejam ini."  Kita diselimuti dengan ketidakadilan.

          Tak mudah untuk melawannya. Tak sedikit dari mereka yang melawan itu ditolak, dimusuhi, dicampakkan, bahkan meregang nyawa. Paulus dalam situasi yang sama mengalami banyak penolakan. Karena menegur penyimpangan dan menyatakan kebenaran, hubungannya dengan jemaat di Galatia menjadi renggang. Ia dimusuhi hingga ia berucap, "Apakah dengan menyatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?" Meskipun demikian, Paulus tak berubah sikap.

           Sikap yang sama dibutuhkan dari kita. Memperjuangkan keadilan dan menentang penyimpangan harus menjadi ciri orang percaya. Seperti ungkapan John Stott, "Perjuangan menegakkan keadilan adalah tanggung jawab kita dan kita tak dapat melarikan diri dari fakta ini." Sebagai orang percaya, akankah kita memiliki keberanian untuk mengikut Kristus dan menentang penyimpangan atas nilai-nilai kebenaran? --PRB/www.renunganharian.net 

DUNIA INI MEMBUTUHKAN ORANG-ORANG YANG BERANI MENENTANG KEJAHATAN YANG MERUPAKAN PENGHINAAN BAGI ALLAH.

Sunday, May 6, 2018

HATI YANG PEKA

Ayat: 2 Samuel 12:1-25 Bacaan Setahun: 2 Raja-Raja 16-17 Nas : Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan:

          "Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati." (2 Samuel 12:5)  HATI YANG PEKA  Roberto Salazar, bocah 6 tahun, jarang menangis. Ia menderita penyakit langka, yang membuatnya tidak bisa merasakan sakit alias mati rasa. Pernah ia mencoba menggigit lidahnya sendiri sampai putus.

          Orangtuanya jelas panik. Ia juga pernah terjatuh dan tidak merasakan apa-apa. Saat bangun pagi hari, lukanya sudah menganga.  Penyakit seperti itu jelas membahayakan. Namun, mati rasa secara mental pun tidak kalah mengerikan dan membahayakannya bagi hidup seseorang. Daud sempat mengalami ini. Ketika ia jatuh dalam dosa perzinahan, Allah mengutus nabi Natan untuk menegurnya. Hamba Allah itu datang dengan perumpamaan. Tidak sedikit pun Raja Daud merasa tersindir, merasa ditegur, merasa diperingati oleh Tuhan lewat kisah orang kaya dan orang miskin itu. Malah ia menyangka bahwa kisah itu sungguh-sungguh terjadi sehingga ia mengutuk keras perbuatan itu dan mengharuskan si orang kaya membayar ganti rugi dan mesti dihukum mati.

              Kadang-kadang kita pun bersikap serupa. Tuhan menegur lewat khotbah, tapi pikiran kita langsung tertuju kepada pasangan, tetangga, teman kerja, kerabat, dan bergumam, "Seandainya dia mendengar khotbah ini?" Ya, bukannya tersadar dan memohon ampun pada Tuhan, kita justru merasa tidak bersalah sama sekali.

          Jika selama ini tanpa sadar kita kurang peka, marilah kita minta hati dan telinga yang sensitif. Berdoalah agar Tuhan memperbaharui hidup kita sehingga kala Dia bicara, kita langsung tanggap. Saat Dia menegur, kita segera mengambil tindakan. Mau? --ISP/www.renunganharian.net

 HATI YANG PEKA TIDAK AKAN MEMBUAT ORANG JATUH TERLALU JAUH KE DALAM DOSA.

PERSEKUTUAN

  Bacaan: Lukas 11:1-13 NATS: Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat ... berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, "Tuhan, ajarlah kami berdoa ...." (Lukas 11:1) 

           Direktur dari sebuah perusahaan besar ingin berbicara dengan manajer pabrik tentang suatu masalah yang sangat mendesak. Akan tetapi, sekretaris manajer itu berkata, "Saat ini beliau tidak dapat diganggu. Beliau sedang ada pertemuan -- seperti yang dilakukannya setiap hari."   "Katakan kepadanya Pak Direktur ingin menemuinya," sahut direktur itu tak sabar.

             Dengan tegas sang sekretaris menjawab, "Pak, saya mendapat perintah keras dari beliau agar tidak mengganggunya saat ia sedang ada pertemuan."   Dengan marah direktur itu menerobos melewati sang sekretaris dan membuka pintu kantor sang manajer. Setelah melongok ke dalam sejenak, ia kemudian keluar kembali, menutup pintu dengan pelan sambil berkata, "Maafkan, saya!" Direktur itu mendapati manajernya sedang berlutut di depan Alkitab yang terbuka.

             Tujuan melakukan saat teduh setiap hari adalah untuk mendorong pertemuan yang akrab dan teratur dengan Raja di atas segala raja. Kita perlu mencari perintah-perintah baru setiap hari dari Pribadi yang telah merencanakan hidup kita dan memenuhi kebutuhan kita.   Yesus sendiri meluangkan waktu secara teratur untuk berdoa dan mendorong para murid-Nya untuk berdoa (Lukas 11:1). Dia mengajarkan kepada mereka Doa Bapa Kami dan mengatakan kepada mereka untuk senantiasa meminta, mencari, dan mengetuk (ayat 9,10).  
Sudahkah Anda meluangkan waktu untuk bersekutu dengan Allah hari ini? Belum terlambat untuk memulainya --MRD  
 AWALI HARI ANDA DENGAN DOA AKHIRI HARI ANDA DENGAN PUJIAN

HIKMAT HARI INI

Copas dr group FC.
 Papa dan Mamaku bukanlah pasangan yg romantis,tapi mereka bisa berkomitmen sampai akhir atas pernikahannya. 

          Pernikahan bukanlah suatu kondisi yang harus Anda tanggung dengan terpaksa. Ada banyak orang yang berusaha untuk bertahan dalam pernikahan mereka hanya karena tekanan sosial dan tidak ingin anak-anak menjadi korban perceraian mereka. Yang terjadi adalah mereka hidup dalam kondisi perang dingin, mereka hidup satu atap, tetapi tidak ada komunikasi, apalagi cinta dan keintiman.

          Mereka hidup dalam suasana perceraian di balik tirai pernikahan. Keadaan ini biasanya dipicu oleh salah satu pihak yang menyatakan, “Aku tidak mencintaimu lagi.” Mereka mengatakan bahwa cinta itu sudah hilang. Yang sesungguhnya terjadi adalah bukan cinta itu telah hilang, tetapi mereka tidak mengizinkan cinta itu mengalir dalam diri mereka. Jika saja kita mengerti kasih Allah yang tidak bersyarat dan kasih Allah itu ada dalam diri kita, maka kita akan dapat memutuskan untuk mengizinkan cinta itu terus mengalir dalam diri kita. 

            Allah membenci perceraian karena 2 (dua) alasan: (1) Perceraian adalah pelanggaran terhadap kesepakatan yang melibatkan Allah di dalamnya. Seperti telah dikemukakan pada renungan sebelumnya bahwa pernikahan adalah sebuah perjanjian (covenant) yang melibatkan tiga pihak (suami, isteri dan Allah). Bahkan sebenarnya bukan tiga pihak yang terlibat di dalamnya, tetapi dua. Karena suami dan isteri adalah satu. (2) Perceraian menyerang dan mempengaruhi benih Ilahi.

        Akibat yang nyata dari sebuah perceraian adalah dampaknya pada anak-anak. Anak-anak adalah benih Ilahi yang Tuhan tanamkan dalam keluarga Anda, dan perceraian merusak benih itu. Anak-anak adalah hasil dari apa yang terjadi dalam keluarga. Sekali Anda menanam bibit perceraian dalam pernikahan Anda, maka iblis akan menyuburkannya. Oleh sebab itu, coretlah kata “perceraian” dari kamus pernikahan Anda, cabutlah hingga ke akar-akarnya.

         Jangan biarkan hal ini menjadi pintu gerbang bagi iblis untuk membawa kutuk ke dalam keluarga Anda. Datanglah kepada Tuhan dalam doa, mohon kekuatan dan pimpinan-Nya agar Anda dapat mematahkan kutuk perceraian itu. Allah dapat membawa Anda dan pasangan Anda kembali bersatu dalam pernikahan yang penuh cinta, karena Allah memiliki rencana yang indah bagi setiap pernikahan. Dia ingin menjadikan pernikahan dan keluarga Anda tempat untuk saling berbagi, saling mencintai dan saling melayani satu sama lain di dalam kuasa Roh Allah. (HS) 

         Pernikahan bukanlah 50-50. Perceraianlah yang 50-50. Pernikahan harus 100-100. Pernikahan bukanlah tentang membagi segala sesuatunya sama rata, tetapi tentang memberi segala sesuatu yang Anda punya. – Jesus Love You💕 #ink2018

Thursday, May 3, 2018

SETIA DALAM PERKATAAN

 Bacaan: Matius 5:33-37 NATS: Jika ya, hendaklah kamu katakan: Ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: Tidak (Matius 5:37) 

          Tak lama sebelum kematian menjemputnya, Duke dari Burgundy memimpin Dewan Kabinet Perancis. Pada saat itu, para menteri membuat sebuah proposal yang akan melanggar sebuah perjanjian, namun akan mendatangkan berbagai keuntungan penting bagi negara.
     
          Ada banyak alasan yang diberikan untuk membenarkan perbuatan itu. Duke mendengarkan dengan diam, dan ketika semua orang telah menyampaikan pendapatnya, ia kemudian menutup rapat tanpa memberikan persetujuan. Sambil meletakkan tangannya di atas salinan perjanjian yang asli, ia berkata dengan suara tegas, "Saudara-saudara, kita telah mempunyai sebuah perjanjian!"  

           Orang kristiani memang perlu bertindak dan berbicara agar Sang Juru Selamat dimuliakan. Bila Anda berjanji, tepatilah janji itu. Jika Anda membuat suatu komitmen, hormatilah itu. Jika Anda menerima suatu tanggung jawab, jalankanlah. Yesus berkata dalam Matius 5:37, "Jika ya, hendaklah kamu katakan: Ya."

          Kejujuran dan kredibilitas kita harus dibuktikan sehingga kita dapat dipercaya dalam perjanjian apa pun yang kita buat. Kesaksian indah yang dapat dikatakan tentang orang kristiani adalah "Ia berjanji; itu sudah cukup bagi saya". Dan jika orang-orang nonkristiani dapat memercayai kita dalam perkara-perkara bisnis, maka mereka akan semakin mungkin memercayai kita ketika kita berbicara tentang Injil.  

         Jika Anda tergoda untuk ingkar janji, pikirkanlah kembali perkataan Duke dari Burgundy tadi, "Saudara-saudara, kita telah mempunyai sebuah perjanjian!" --RWD   

JANGAN PERNAH BERJANJI JIKA ANDA TIDAK BERNIAT MENEPATINYA

HIDUP INI NYATA

 Bacaan: Mazmur 56 NATS: Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu (Mazmur 56:4) 

         Dalam komik Peanuts, tokoh Lucy mengatakan kepada Linus, saudaranya, bahwa anak-anak tidak bisa tinggal di rumah selamanya. Kelak mereka menjadi dewasa dan meninggalkan rumah. Lalu ia berkata bahwa bila nanti Linus pergi, ia akan menempati kamar Linus. Namun, dengan cepat Linus mengingatkan Lucy bahwa nantinya Lucy juga akan meninggalkan rumah.

         Menyadari akan hal itu, Lucy pun terkejut, tetapi ia segera menemukan jalan keluar. Ia mengeraskan suara TV, merangkak ke kursi beanbag-nya [kursi kantong yang berisi kacang, dipakai dalam permainan tertentu] dengan semangkuk es krim di tangan, dan menolak memikirkan hal tadi. 

         Menghindari keadaan yang tidak menyenangkan tidak semudah yang Lucy pikirkan. Realitas kehidupan tidak dapat dihindari. Kita dapat mencoba lari dan bersembunyi, tetapi pergumulan dan ujian kehidupan selalu dapat mengikuti langkah kaki kita dan akhirnya menyusul kita. 

         Sebaliknya, kita harus menghadapi masalah kita. Pemazmur Daud melakukan hal ini saat diserang oleh musuh dan teman-teman yang menyesatkan. Ia tidak berusaha mengecilkan bahaya yang ada; ia menyambut badai yang mengganas di sekelilingnya dan memandang kepada Tuhan. Ia menulis, "Kepada Allah aku percaya" (Mazmur 56:5).  

         Marilah kita mengikuti teladan Daud -- bukan Lucy. Menghadapi beragam kesulitan dalam hidup mungkin merupakan pengalaman yang menakutkan. Namun, ketika kita percaya kepada Allah dan mendekat kepada-Nya, kita akan mengalami pembebasan yang nyata --PRV  

 TATKALA KESULITAN MENGHAMPIRI ANDA, HAMPIRILAH ALLAH

RUTINITAS YANG BERKAITAN

 Bacaan: Pengkhotbah 3:1-13 NATS: Setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah (Pengkhotbah 3:13)

             Saat ini kita berada di awal minggu yang baru. Bagi banyak orang, Senin berarti awal dari siklus pekerjaan yang membosankan. Barangkali pekerjaan itu berupa setumpuk pakaian yang harus dicuci dan diseterika, pekerjaan yang tak ada habisnya dari sebuah mesin, rutinitas membosankan di tempat perakitan, atau rasa jemu menekuni pekerjaan di depan komputer.

            Suatu hal yang monoton dapat menjadi tempat berkembang biaknya rasa iri dan ketidakpuasan, atau sebaliknya justru tempat pelatihan bagi perkembangan karakter dan kehidupan pelayanan. Semua itu tergantung pada bisa tidaknya kita melihat Allah di tengah tugas-tugas biasa kehidupan itu.  

          Seorang wanita di Boston bekerja sebagai petugas kebersihan selama 40 tahun di gedung kantor yang sama. Seorang wartawan mewawancarai bagaimana ia dapat tahan dengan suatu hal yang monoton dengan melakukan pekerjaan yang sama setiap hari. Wanita itu menjawab, "Saya tidak bosan. Saya menggunakan bahan-bahan pembersih yang diciptakan Allah. Saya membersihkan barang-barang milik orang-orang yang diciptakan Allah, dan saya menjadikan kehidupan terasa lebih nyaman bagi mereka. Alat pengepel saya adalah tangan Allah!"  

            Apakah saat ini Anda sedang mencari Sang Pencipta di tengah pekerjaan Anda? Dia hadir. Dia memakai tangan, tubuh, dan pikiran orang-orang yang menerima tugas-tugas mereka dan mengerjakannya untuk Dia. Tugas rutin apa pun berkaitan dengan pekerjaan Allah di dalam dan melalui diri kita -- untuk saat ini maupun dalam kekekalan --DJD   

JIKA ANDA INGIN MENINGGALKAN JEJAK KAKI DI PASIR WAKTU  KENAKANLAH SEPATU KERJA

PENDENGAR DAN PELAKU FIRMAN


Bacaan: Yehezkiel 33:23-33 NATS: Mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka sama sekali tidak melakukannya (Yehezkiel 33:32) 

      Ada seorang pria yang rajin pergi ke gereja. Ia suka mendengar khotbah yang bagus dan mendiskusikan kebenaran Alkitab. Ia dan keluarganya setia mengikuti kebaktian dua kali setiap hari Minggu. Namun di rumahnya, pria ini adalah seorang yang kejam. Bahkan ia pernah memukul istrinya.  Ketika mengetahui hal ini, pendetanya mencoba berbicara dengannya. Ia memperingatkan bahwa jika pria itu terus melakukan kekerasan, suatu kali kelak ia akan menjadi orang yang kesepian dan tidak dicintai. Namun teguran itu tidak dihiraukan. 

       Akhirnya, istrinya meninggalkannya dan para putrinya yang sudah menikah menolaknya. Perkataan pendetanya benar-benar menjadi kenyataan. Saat ini ia kesepian dan ditolak oleh keluarganya.  Orang-orang pada zaman Yehezkiel mirip sekali dengan pria tua di atas. Mereka suka mendengarkan para nabi berbicara tentang petunjuk-petunjuk Allah, tetapi mereka tetap saja hidup dalam kejahatan dan tidak menghiraukan peringatan-peringatan yang diberikan dengan sungguh-sungguh. Dan tepat seperti yang dinubuatkan oleh para nabi, bangsa Babel datang dan menjadikan mereka bangsa tawanan. Hingga kemudian mereka menyadari bahwa mereka telah melakukan kesalahan besar, yakni mendengarkan firman Allah tanpa mau melakukannya. Namun sudah terlambat bagi mereka untuk mencegah datangnya hukuman Allah. 

     Tuhan, tolonglah kami untuk menerapkan kebenaran-Mu dalam hidup kami sehingga kami mengalami kasih-Mu. Tolong kami untuk menjadi pendengar sekaligus pelaku firman-Mu -HVL  

HENDAKLAH KAMU MENJADI PELAKU FIRMAN DAN BUKAN HANYA PENDENGAR SAJA-Yakobus 1:22
TOLAK GERAKAN POLITIK DI TEMPAT IBADAH !  Pilgub DKI 2017, bisa dibilang adalah salah satu Pilkada paling berbahaya di Indonesia..  Bahayanya Pilgub DKI karena agama yang suci dijadikan alat politik kotor, yang bahkan dimobilisasi di tempat-tempat ibadah.   Tempat ibadah yang biasanya menjadi tempat mencari ketenangan, menjadi hiruk pikuk dengan hujatan dan makian, bersamaan dengan lantunan ayat suci dengan tafsir yang dibelokkan.  Miris rasanya melihat saudara seiman yang meninggal bahkan ditolak untuk dishalatkan karena berbeda pilihan. Dilain tempat, Alquran kitab suci disandingkan dengan golok untuk membaiat salah satu kandidat. Bahkan salah satu kandidat, diusir dari masjid ketika selesai shalat Jumat.  Toa-toa masjid sejak subuh berteriak seolah sedang menghadapi perang. Shalat Jumat penuh dengan ujaran kebencian dan dilain tempat kata "bunuh dan penggal" disandingkan dengan kata "Allah Maha Besar".  Polisi seakan tidak berdaya karena massifnya gerakan dimana-mana. Bahkan dewan masjid dan MUI terdiam seakan membiarkan.   Saya bergidik ketika membayangkan masa itu, dimana saya berada ditengah kancah dan menjadi salah satu saksi mata pilkada paling brutal yang pernah saya kenal..  Seseorang pernah memaki saya, "Rasulullah saja berpolitik di masjid, itu sesuai tuntunan !!"  Saya heran, tidak ada dalam cerita sejarah manapun Rasullulah Saw menggunakan tempat ibadah untuk menghantam umatnya sendiri. Jikapun beliau mengatur strategi perang didalam masjid, itu karena bertahan sebab ada ancaman serangan dari luar yang membahayakan umatnya sendiri.  Jadi, dapat pelajaran sejarah darimana orang yang memaki saya itu bahwa Rasulullah menjadikan masjid sebagai tempat politik untuk menyerang saudaranya sendiri ??  Dulupun pahlawan2 yang muslim sering menggunakan masjid sebagai tempat berorganisasi. Tetapi itu berkaitan dengan mengatur strategi untuk menghadapi penjajah yang menyerang negeri, bukan untuk memakan bangkai saudara seimannya sendiri.  Pembelokan makna bahwa "masjid bisa dijadikan sebagai tempat berpolitik" ini sangat berbahaya. Statemen ini dikeluarkan oleh orang2 yang punya nafsu berkuasa tapi tidak mampu bersaing dengan sehat dan akhirnya mengandalkan propaganda.   "Yang penting menang, negeri mau pecah urusan belakangan.."  Gerakan khilafah sedang mengintai situasi di Pilpres 2019.  Mereka akan terus memanfaatkan masjid sebagai tempat memainkan kartu-kartu mereka. Ini yang tidak disadari partai2 oposisi bahwa mereka sedang ditunggangi. Gelapnya mata karena kekuasaan membuat mereka buta akan dampak kehancuran kedepan..  Pernah seorang bertanya kepada saya, "Kenapa Tuhan seperti membiarkan Pilgub DKI menjadi begitu keras dan brutal ?"  Saya jawab, "Tuhan ingin mengajari kita, bangsa Indonesia, apa yang akan terjadi nanti jika kita hanya diam saja. Tuhan begitu sayang pada negeri ini, sehingga kita diberikan peringatan dini. Tidakkah Suriah memberikanmu pelajaran berharga, wahai rakyat Indonesia ? Peristiwa Jakarta seharusnya menjadi tanda untuk mulai waspada.."  Karena itu saya ingin mengajak semuanya, mereka yang mengaku bangsa Indonesia, cinta pada tanah air Indonesia, untuk menjaga masjid-masjid kita, gereja-gereja kita, vihara-vihara kita, kelenteng kita, dari kotornya politik yang mengatas-namakan agama..  Jika ada pemuka agama dalam ceramahnya nanti mengajak untuk memusuhi bangsa sendiri, kita rekam dan viralkan di media sosial. Gunakan gadget kita sebagai senjata..  Tolak politisasi agama. Sterilkan tempat ibadah. Kita kembalikan tempat suci sesuai fungsinya. Jangan nodai dengan politik kotor yang memecah belah. Jika bukan kita yang menjaga tempat ibadah kita masing-masing, lalu siapa lagi ?  Pilpres 2019 semakin dekat. Gerakan-gerakan senyap sedang berjalan. Mari kita mulai rapatkan barisan..  Seruput kopi dulu sebagai penyemangat..  Denny Siregar www.baboo.id