Wednesday, June 27, 2018

INJIL YANG MAHAL

Bacaan: Filipi 1:19-30
NATS: Kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita bagi Dia (Filipi 1:29)

Pada sebuah perjalanan untuk mengajar ke sebuah institut Alkitab di luar negeri, saya dan rekan merasa sedih saat mendengar tentang undang-undang di parlemen yang berusaha "mengilegalkan" gereja injili. Kami membagikan ketakutan kami kepada para mahasiswa di sana, yaitu bahwa sekalipun kami telah datang untuk melatih sebuah generasi pendeta, kami mungkin sebaliknya akan menyaksikan sebuah gelombang penganiayaan yang baru. Kami kemudian bersatu di dalam doa dan penyembahan kepada Allah mengenai hal itu.

Setelah selesai berdoa bersama, salah seorang mahasiswa di situ berkata kepada saya, "Terima kasih atas perhatian Anda bagi kami, namun Anda tidak perlu khawatir. Kami telah belajar bahwa kami tidak cukup hanya memberitakan Injil atau hidup bagi Injil, tetapi kami pun perlu menderita bagi Injil." Ia mengatakan hal itu secara terus terang tanpa bermaksud merendahkan saya. Hidup bagi Kristus kerap kali memang menuntut harga.

Paulus menulis kata-kata berikut dari dalam penjara, "Kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita bagi Dia" (Filipi 1:29). Hal itu dialami setiap hari oleh orang-orang percaya di seluruh dunia, yang mengalami kesukaran dan penganiayaan hanya karena hidup terbuka bagi nama Yesus.

Marilah kita berdoa agar berkat dan pemeliharaan Allah menyertai saudara-saudara kita di dalam Kristus, yang membayar harga yang mahal karena telah menerima keselamatan yang cuma-cuma --WEC

MEREKA YANG HIDUP BAGI ALLAH

AKAN MENGHADAPI KESULITAN DI DALAM DUNIA

BERGABDEBGAN DAN MELOMPAT!

Bacaan: Pengkhotbah 4:8-12
NATS: Berdua lebih baik daripada seorang diri (Pengkhotbah 4:9)

Ketika Leo dan Amy membuka restoran yang dikemas mewah dengan 300 kursi, Leo mengaku "takut akan semua hal". Amy menggambarkan lompatan iman mereka dalam memulai bisnis ini seperti dua orang yang bergandengan sambil melompat dari atas gunung. Namun, apabila Anda hendak melakukan sesuatu yang menakutkan, "Anda pasti ingin melakukannya dengan seseorang yang Anda kenal dan percayai," lanjut Leo.

Chris dan Karie, pasangan lain yang mengambil risiko untuk memiliki dan mengelola restoran bersama, mengatakan bahwa mereka mempunyai "hubungan kerja yang baik, dan saling mengagumi pekerjaan masing-masing".

Salomo, orang paling bijak yang pernah hidup di dunia, tahu betapa pentingnya mempunyai teman-teman. Ia menulis, "Berdua lebih baik daripada seorang diri" (Pengkhotbah 4:9). Jika yang satu jatuh pada waktu yang sulit, yang lain menghibur dan mengangkatnya (ayat 10-12). Kita membutuhkan pasangan hidup dan teman-teman untuk menolong kita melewati waktu-waktu yang menakutkan dan memberi dukungan emosional. Orang-orang yang sendirian, akan mengalami hidup yang semakin keras (ayat 8). Namun, orang-orang yang menyadari kebutuhan mereka akan orang lain, memperoleh pertolongan dan penghiburan.

Jika Anda perlu melakukan lompatan iman -- yang melibatkan keuangan, perubahan karier, pelayanan yang baru -- ajaklah seseorang yang dapat dipercaya untuk menggandeng tangan Anda saat Anda "melompat". Atau berikanlah dorongan yang sama kepada seseorang yang dekat dengan Anda. Sebab berdua lebih baik daripada seorang diri --AMC

MEREKA YANG MEMERCAYAI ALLAH
DAPAT MENOLONG ORANG LAIN UNTUK BERIMAN KEPADA-NYA JUGA

MELAMPAUI KETAKJUBAN

Bacaan: Mazmur 19:1-7
NATS: Langit adalah buatan tangan-Mu (Mazmur 102:26)

Pada tahun 1977, Amerika Serikat meluncurkan roket ke angkasa. Di dalamnya ada kapal kecil bernama Voyager I, sebuah satelit yang diluncurkan ke angkasa untuk menjelajahi planet-planet. Setelah Voyager selesai mengirimkan kembali foto-foto dan data dari planet Jupiter dan sekitarnya, kapal itu tidak berhenti bekerja. Voyager masih tetap beredar.

Sampai hari ini, hampir 30 tahun kemudian, wahana kecil itu masih tetap beredar -- menempuh kecepatan 60.800 km per jam, dengan jarak sekitar 14,4 milyar km dari matahari. Sungguh luar biasa! Para ilmuwan cemerlang itu telah mengirimkan kapal sampai ke tepi tatasurya kita. Benar-benar mencengangkan. Benar-benar menakjubkan.

Namun, keberhasilan ini masih tergolong kecil bila dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan Allah. Kurang lebih seperti seseorang yang membual kepada sang arsitek Gedung Empire State bahwa ia sudah berjalan-jalan sampai ke lantai kedua gedung itu.

Kita nyaris belum mulai menjelajahi luasnya ciptaan Allah. Namun, setiap langkah kecil yang telah dicapai manusia di luar angkasa harus tetap membuat kita tunduk dalam kekaguman mutlak akan kuasa dan kreativitas Allah. Renungkanlah hal ini: Ketika kita meninggalkan satu bintang dengan mengendarai sebuah pesawat luar angkasa, Sang Pencipta bintang di angkasa itu "memanggil nama mereka sekaliannya" (Yesaya 40:26). Ya, Dialah yang menciptakan semua bintang itu.

Menjelajahi alam semesta memang menakjubkan. Namun, menjelajahi Allah yang menciptakan semuanya itu: sungguh luar biasa menakjubkan! --JDB

YANG PALING LUAR BIASA ADALAH --
SAAT KITA MENYADARI BAHWA ALLAH MENCINTAI SAYA -- Shea

Thursday, June 21, 2018

DAPATKAH KITA BERSUKACITA?

Bacaan: Habakuk 3:17-19
NATS: Namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, ... Allah Tuhanku itu kekuatanku (Habakuk 3:18,19)

Saya tidak pernah lupa pada pertanyaan yang diajukan oleh pemimpin pendalaman Alkitab kami, "Apa yang paling kautakutkan akan menjadi ujian terberat bagi imanmu kepada Tuhan?" Saat itu kami sedang mempelajari Habakuk 3:17,18, yang menceritakan bagaimana nabi itu berkata bahwa meskipun Allah mengizinkan penderitaan atau kehilangan terjadi, ia tetap akan bersukacita.

Sebagai seorang wanita lajang usia dua puluhan, saya menjawab, "Saya tidak tahu apakah saya dapat menahan kepedihan kalau kehilangan orangtua." Namun, hari itu saya berkata kepada Allah bahwa meskipun mereka meninggal, saya akan bersukacita di dalam Dia. Dan saya segera menyadari bahwa lebih mudah mengatakan kalimat itu daripada melakukannya.

Sebulan kemudian, Ayah didiagnosa menderita sakit jantung dan takkan hidup lama. Ia belum menerima Yesus sebagai Juru Selamat, jadi saya meminta agar Allah tidak membiarkannya meninggal sebelum mengenal Dia. Tahun itu, tidak saja Ayah yang meninggal, tetapi juga Ibu yang sudah menjadi orang percaya. Saya tidak tahu apakah doa saya untuk Ayah dikabulkan. Saya tak dapat bersukacita; dan bertanya-tanya apakah Allah mendengar doa saya.

Pada saat saya menggumulkan keraguan ini dengan-Nya, saya mengalami bagaimana Tuhan menjadi "tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan" (Mazmur 46:2). Saya pun menemukan harapan bahwa Allah, "Hakim segenap bumi," akan melakukan hal yang tepat untuk setiap orang (Kejadian 18:25).

Kita dapat bersukacita -- bila kita bersukacita di dalam Tuhan, tempat perlindungan kita yang kuat dan Hakim yang adil --AMC

SETIAP ORANG HARUS MEMILIH -- KRISTUS ATAU HUKUMAN

MINUM PENGHAPUS DAHAGA

Kamis, 21 Juni 2018

Ayat: Mazmur 104
Bacaan Setahun: Ayub 25-29
Nas : Engkau yang memberi minum gunung-gunung dari kamar-kamar loteng-Mu, bumi kenyang dari buah pekerjaan-Mu. (Mazmur 104:13)

Kantor pusat gereja kami memutuskan untuk meniadakan air dalam gelas kemasan dan menggantinya dengan air galon dan gelas-gelas biasa. Keputusan ini bertujuan mengurangi sampah plastik. Selain itu, orang sering tidak menghabiskan air dalam kemasan dan membuangnya sia-sia.

Pemazmur mengajak pembacanya untuk memuji-muji Allah karena agung kuasa-Nya. Ke-Mahakuasa-an Allah nyata di dalam segala ciptaan-Nya. Langit dibentangkan-Nya seperti tenda, kamar-kamar loteng di air didirikan-Nya, awan sebagai kendaraan-Nya, angin menjadi suruhan-Nya, api jadi pelayan-Nya, dan bumi sebagai tumpuan kaki-Nya (ay. 2-5). Inilah gambaran tentang Allah yang berkuasa atas segenap ciptaan-Nya. Air pun adalah ciptaan Allah. Dia yang mengatur aliran air dan menyediakan air untuk memberi kehidupan kepada segenap makhluk hidup, memberi minum dan memuaskan dahaga, juga menyuburkan tanam-tanaman.

Ketika kita minum dan menggunakan air dalam keseharian, apakah kita mengingat asal-usulnya? Siapa yang menciptakannya? Air adalah karya agung Allah. Oleh sebab itu, kita perlu menghargai keberadaan air. Saat tidak ada air, kita mengalami kesusahan karena kekeringan. Saat berlimpah tetapi tidak terkendali, kita kebanjiran. Air perlu dijaga kelestarian dan kebersihannya supaya dapat terus menunjang kehidupan manusia. Bijaksana menggunakan air akan membuat masa depan kita tetap baik. Saat kita minum air, ingatlah bahwa kesejukan dan kesegaran yang kita rasakan itu adalah anugerah Allah yang patut disyukuri dan dijaga. --AAS/www.renunganharian.net

KESEJUKAN AIR YANG KITA MINUM MENGINGATKAN
PADA KESEJUKAN KASIH TUHAN YANG MEMELIHARA HIDUP.

SENGAT KALAJENGKING

Bacaan: Amsal 6:20-35
NATS: Dapatkah orang membawa api dalam gelumbung baju dengan tidak terbakar pakaiannya? (Amsal 6:27)

Aesop mengisahkan cerita kuno tentang seorang bocah laki-laki yang sedang berburu belalang. Ketika bocah ini telah menangkap beberapa belalang, ia melihat seekor kalajengking. Karena ia mengira kalajengking itu adalah belalang, ia mencoba menangkapnya. Kalajengking itu mengacungkan sengatnya dan berkata, "Jika engkau menyentuhku, kau pasti akan kehilangan aku dan semua belalangmu!"

Ada beberapa hal yang tidak dapat Anda peroleh tanpa harus kehilangan apa yang telah Anda dapatkan sebelumnya.

Raja Salomo tidak menggunakan kalajengking, tetapi api sebagai kata kiasan ketika ia memperingatkan anak laki-lakinya mengenai bahaya dosa seksual (Amsal 6:27-29). Sebagai ayah yang bijaksana, ia ingin anaknya mengetahui bahwa dalam dunia yang indah sekaligus berbahaya ini, tidak hanya terdapat bunga yang harum dan burung-burung yang bernyanyi, tetapi ada juga kalajengking dan api.

Peringatan Salomo dalam kitab Amsal tidak hanya berlaku untuk pelanggaran asusila. Bersama dengan bagian-bagian lain dalam Alkitab, wawasan semacam ini menolong kita untuk memahami hikmat kekal Allah yang mengasihi kita jauh melebihi kasih ibu dan ayah kita sendiri. Firman-Nya juga menunjukkan kepada kita bahwa ada Dia yang dapat menolong kita, bahkan ketika kita telah "menangkap kalajengking" atau "membawa api dalam gelumbung baju".

Kehidupan menawarkan banyak pilihan. Kristus dengan sangat murah hati menawarkan pengampunan untuk sesuatu yang telah berlalu kepada kita, dan juga hikmat untuk masa depan kita --MRD II

Selidikilah seluruh dosaku yang tersembunyi,
Kiranya Engkau menyucikan aku dari dalam
Sampai hidupku menjadi suci dan murni
Sehingga pantas menjadi tempat-Mu berdiam. --Smith

KITA AKAN MENYERAP PELAJARAN HIDUP DENGAN BAIK,
APABILA KRISTUS MENJADI GURUNYA

MELAMPAUI KETAKJUBAN

Bacaan: Mazmur 19:1-7
NATS: Langit adalah buatan tangan-Mu (Mazmur 102:26)

Pada tahun 1977, Amerika Serikat meluncurkan roket ke angkasa. Di dalamnya ada kapal kecil bernama Voyager I, sebuah satelit yang diluncurkan ke angkasa untuk menjelajahi planet-planet. Setelah Voyager selesai mengirimkan kembali foto-foto dan data dari planet Jupiter dan sekitarnya, kapal itu tidak berhenti bekerja. Voyager masih tetap beredar.

Sampai hari ini, hampir 30 tahun kemudian, wahana kecil itu masih tetap beredar -- menempuh kecepatan 60.800 km per jam, dengan jarak sekitar 14,4 milyar km dari matahari. Sungguh luar biasa! Para ilmuwan cemerlang itu telah mengirimkan kapal sampai ke tepi tatasurya kita. Benar-benar mencengangkan. Benar-benar menakjubkan.

Namun, keberhasilan ini masih tergolong kecil bila dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan Allah. Kurang lebih seperti seseorang yang membual kepada sang arsitek Gedung Empire State bahwa ia sudah berjalan-jalan sampai ke lantai kedua gedung itu.

Kita nyaris belum mulai menjelajahi luasnya ciptaan Allah. Namun, setiap langkah kecil yang telah dicapai manusia di luar angkasa harus tetap membuat kita tunduk dalam kekaguman mutlak akan kuasa dan kreativitas Allah. Renungkanlah hal ini: Ketika kita meninggalkan satu bintang dengan mengendarai sebuah pesawat luar angkasa, Sang Pencipta bintang di angkasa itu "memanggil nama mereka sekaliannya" (Yesaya 40:26). Ya, Dialah yang menciptakan semua bintang itu.

Menjelajahi alam semesta memang menakjubkan. Namun, menjelajahi Allah yang menciptakan semuanya itu: sungguh luar biasa menakjubkan! --JDB

YANG PALING LUAR BIASA ADALAH --
SAAT KITA MENYADARI BAHWA ALLAH MENCINTAI SAYA -- Shea

KENAGAN YANG DIBERKATI

Bacaan: Matius 26:6-13
NATS: Apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia (Matius 26:13)

Beberapa nama tertentu dari masa lalu dapat memancing beraneka ragam tanggapan. Dengan menyebut nama Hitler, misalnya, dapat menimbulkan perasaan jijik dalam hati kita. Sebaliknya, seorang tokoh sejarah besar seperti Churchill menimbulkan tanggapan yang positif. Bahkan dalam lingkungan kenalan kita, kita akan mengingat beberapa orang dengan perasaan syukur. Dan kita secara negatif mengingat orang lain yang hidupnya dilewatkan dengan mengejar hal-hal bagi kepentingan diri sendiri.

Pada Hari Pahlawan, kita merenung sejenak untuk menghormati orang-orang dari generasi sebelum kita. Ketika berbagai kenangan akan mereka muncul kembali, kita menyadari bahwa suatu saat kita masing-masing juga akan menjadi kenangan belaka. Apa yang akan dikenang oleh orang lain tentang perkataan dan perbuatan kita apabila mereka mengingat kita?

Suatu kali saya membaca tentang James Lewis Pettigru. Hidupnya begitu patut diteladani, sehingga setelah ia meninggal masyarakat mendirikan tugu peringatan yang bertuliskan kata-kata ini untuk menghormatinya:

Tidak terpesona oleh opini, tidak terbujuk oleh rayuan,
tidak cemas oleh bencana, ia menghadapi hidup dengan berani,
dan kematian dengan harapan kristiani.

Apakah yang akan dikenang orang tentang Anda? Dengan anugerah Allah milikilah ketetapan hati untuk hidup bagi-Nya dan berikanlah diri Anda sendiri bagi kebutuhan orang lain. Dengan demikian, kesaksian Anda akan menjadi berkat dan inspirasi bagi semua orang yang mengikuti langkah Anda --RWD

ANDA AKAN DIKENANG SEBAGAI PEMBAWA BERKAT
ATAU SEBAGAI NODA?

ARSIP SURGA

Bacaan: 1Tesalonika 4:13-18
NATS: Kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa (1Tesalonika 4:17)

Istri saya, Luann, memiliki map yang ia sebut "arsip surga". Map itu berisi berbagai artikel, berita duka, foto, dan lembar kata ibadah yang dibuat untuk mengenang kepergian anggota keluarga maupun para sahabat kami. Ia menyimpan semua itu tidak untuk mengingat kesedihan atas orang-orang terkasih yang telah tiada, tetapi untuk menantikan pertemuan bahagia bersama mereka di surga.

Paulus menuliskan pengharapan indah ini kepada jemaat di Tesalonika, sehingga mereka tidak berduka seperti orang-orang yang tak berpengharapan. "Maka Tuhan sendiri akan turun dari surga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu, hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini" (1Tesalonika 4:16-18).

Perikop ini berbicara mengenai sukacita bersama di masa depan dalam hadirat Yesus Kristus, Sang Juru Selamat. Saat ini, kita yang masih hidup di bumi memiliki persekutuan dengan Tuhan, dan kita mengalami apa yang disebut oleh Samuel J. Stone, seorang penulis himne, sebagai "persekutuan roh yang manis dengan mereka yang telah mencapai tempat perhentian".

Apa yang akan terjadi di masa depan tetaplah misteri, tetapi kita dapat dengan yakin berharap bisa berada dalam hadirat Kristus bersama semua orang kudus yang telah mendahului kita --DCM

Saat kita terpisah jauh
Tak ayal hati kita diliputi duka;
Namun kita tetap bersatu di dalam hati.
Dan berharap suatu saat berjumpa lagi. --Fawcett

ANAK-ANAK ALLAH TIDAK AKAN PERNAH BENAR-BENAR
MENGUCAPKAN "SELAMAT TINGGAL"

Tuesday, June 12, 2018

DOMBA TUHAN

Ayat: 1 Korintus 3:1-9
Bacaan Setahun: Nehemia 9-10
Nas  : Jadi, siapakah Apolos? Siapakah Paulus? Pelayan-pelayan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut tugas yang diberikan Tuhan kepadanya. (1 Korintus 3:5)

Seorang pendeta marah pada warga yang pindah ke gereja lain. Orang itu berdalih, ia bisa lebih mengembangkan potensinya di tempat baru.

Dalam Yohanes 21:15-19, Yesus bertanya tiga kali kepada Petrus, apakah Petrus mengasihi Yesus. Ketika Petrus menjawab bahwa ia mengasihi Yesus, Yesus memberi perintah kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Jelas, domba adalah milik Tuhan, bukan milik gereja atau pendeta. Rasul Paulus menyatakan, ia menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Yang penting bukan yang menanam atau menyiram melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun menyiram adalah sama; masing-masing akan menerima upah sesuai dengan pekerjaannya (ay. 6-8). Iri hati dan perselisihan menunjukkan bahwa kita masih manusia duniawi (ay. 3).

Ada orang merasa terancam ketika melihat aktivis atau warga pindah ke gereja lain. Mengapa kita bukan malah berintrospeksi? Apakah gereja sudah benar-benar menumbuhkan kedewasaan umatnya? Memberi kesempatan untuk terlibat dalam pelayanan, agar tidak menjadi jemaat yang pasif dan datang hanya mengharapkan untuk dilayani? Kalau hal itu sudah dilakukan, gereja tidak perlu marah bila ada warga yang pindah ke gereja lain sebab gereja itu milik Kristus sendiri. Kita harus tetap menjaga sikap saling menghargai sesama tubuh Kristus-gereja, pelayan, dan warga. Dengan besar hati, kita memberi peluang bagi orang lain untuk mengembangkan potensinya karena mereka adalah domba milik Tuhan. --IN/www.renunganharian.net

SUNGGUH INDAH BILA SESAMA GEREJA SALING BEKERJA SAMA UNTUK MENGGEMBALAKAN JEMAAT YANG MENJADI MILIK KRISTUS.

TAJAMNYA MELEBIHI PEDANG

Rabu, 13 Juni 2018

Ayat: Ibrani 4:1-13
Bacaan Setahun: Ester 4-7
Nas : Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk sangat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup menilai pikiran dan hati kita (Ibrani 4:1

Di masa kuliah, ada seorang kakak rohani yang tidak saya suka. Kata-katanya tajam. Waktu itu saya memiliki tabiat malas dan boros, dan ia tanpa basa-basi menasihati saya dengan menggunakan firman Tuhan. Saya waktu itu sakit hati karena sangat terusik. Namun, olehnya saya banyak mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Kata-kata firman Tuhan yang ia sampaikan terus menancap sampai sekarang di hati saya.

Ada beberapa orang yang tidak suka mendengarkan firman Tuhan, terutama ayat-ayat yang menegur tentang dosa dan memerintahkan orang harus berubah, karena sangat menyakitkan. Sering orang yang menyampaikan kebenaran firman Tuhan itu pun jadi korban. Firman Tuhan itu kuat dan tajamnya melebihi pedang bermata dua karena firman itu hidup. Jadi kalau seseorang, siapa pun orang itu, menyampaikan kebenaran firman Tuhan yang sangat menyakitkan dan menyinggung hati karena menegur dosa, jangan keraskan hati (ay. 7). Kita justru harus bersyukur mendapatkan firman itu karena itu tanda Tuhan mengasihi dan mau kita berubah menjadi lebih baik. Firman Tuhan itu berguna untuk menumbuhkan iman kita yang mendengar dan melakukannya.

Tuhan sangat ingin kita masuk ke dalam perhentian yang Tuhan sediakan. Jadi, terima setiap firman Tuhan, lakukan setiap perintah- Nya, dan sambut setiap ayat yang disampaikan dengan hati yang lemah lembut dan mau dibentuk. Bersyukurlah kalau firman Tuhan yang disampaikan seseorang sangat menancap dan menyakiti hati, lalu bertobatlah. --RTG/www.renunganharian.net

LEMBUTKAN HATI KITA SAAT MENERIMA FIRMAN TUHAN
YANG TAJAM MENUSUK DAN MENANCAP DI HATI.

Monday, June 11, 2018

TEMAN SEPERTI APA??

Ayat: 1 Samuel 19:1-7
Bacaan Setahun: Nehemia 11-12
Nas : Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang. (Amsal 13:20)

Ada kalajengking hendak menyeberangi sungai, tetapi tidak tahu caranya. Muncullah kura-kura, mengajak kalajengking naik ke atas tempurungnya. Kalajengking ragu. "Bagaimana kalau kamu menenggelamkan aku?" Kura-kura menjawab, "Kamu 'kan ada di atasku, kalau aku menenggelamkan kamu, aku juga akan tenggelam." Kalajengking pun ikut. Belum lama di air, tiba-tiba kalajengking menyengat kura-kura. Kura-kura, yang kesakitan dan menyesal bertanya, "Mengapa kau menyengatku?" Kalajengking menjawab bahwa ia tidak bermaksud jahat, tetapi ia secara naluriah selalu menyengat makhluk lain.

Kisah persahabatan yang sangat indah dan terkenal dalam Alkitab adalah kisah Daud dan Yonatan. Saul, ayah Yonatan berkali-kali ingin membunuh Daud. Karena Yonatan mengasihi Daud, ia berusaha mencegahnya. Yonatan, misalnya, berusaha membujuk ayahnya dengan mengingatkan akan jasa-jasa Daud. Karena bujukan itu, Saul sempat bersumpah, "Demi TUHAN yang hidup, ia tidak akan dibunuh, " (ay. 6) sehingga Daud bisa kembali bekerja.

Tuhan menginginkan kita menjadi terang dan berkat bagi orang lain. Namun, kita juga perlu memiliki teman-teman yang mendukung kita secara mental. Orang-orang yang memiliki pemikiran positif dan mendorong kita untuk sama-sama bertumbuh. Bukan berarti kita menutup diri, tetapi kita harus mengerti batasan: bahwa kita tidak bisa terus bergaul dengan orang yang berkarakter buruk atau orang yang berniat jahat pada kita. Untuk itu, penting bagi kita memiliki teman-teman yang saling membangun. --MPK/www.renunganharian.net

TEMAN SEPERGAULAN KITA AKAN IKUT MENENTUKAN KUALITAS HIDUP KITA.

Saturday, June 9, 2018

CACING DAN BUAH

Bacaan: Ayub 37:14-19
NATS: Semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram (1Timotius 4:4)

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa Allah membuat makhluk khusus, seperti nyamuk dan ular? Saya kerap kali bertanya-tanya tentang cacing. Mengapa Allah menciptakan binatang merayap yang menjijikkan itu?

Sebenarnya, cacing mempunyai fungsi yang sangat penting dan perlu. Amy Stuart, dalam bukunya The Earth Moved: On The Remarkable Achievements of Earthworms [Bumi Bergerak: Prestasi Cacing yang Luar Biasa] memaparkan bahwa dalam sekitar setengah hektar tanah terdapat cacing yang tak terhitung banyaknya sedang menggemburkan tanah. Kegiatan yang dilakukan dengan diamdiam dan tak terlihat itu mutlak diperlukan, sehingga apabila tidak ada cacing, maka tak akan ada tumbuh-tumbuhan.

Jadi, apa yang dapat kita pelajari dari cacing? Tidak saja pada alam, dalam hidup kita juga ada kekuatan-kekuatan tak terlihat yang sedang bekerja. Ada karya doa yang diam-diam dan tak terlihat dari mereka yang peduli pada kesejahteraan kita. Ada pekerjaan dari kedisiplinan jiwa kita sendiri, ketika kita berdoa dan merenungkan firman Tuhan. Dan ada pekerjaan penting dari Roh Kudus, yang menggemburkan gumpalan tanah jiwa kita dan menghasilkan di dalam hati kita buah-buah Kristus, yaitu "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran ..." (Galatia 5:22,23).

Dalam hidup kita dan dalam dunia ini, Allah pun memerintahkan banyak pengaruh yang tak terlihat namun menghasilkan buah. Entah itu melalui cacing yang hina atau mahkota ciptaan Allah–yakni umat manusia–ada begitu banyak pekerjaan yang dilakukan meski tak tampak oleh mata --VCG

KARYA ALLAH YANG TAK TAMPAK DI DALAM HATI KITA
AKAN MENGHASILKAN BUAH DALAM HIDUP KITA

Thursday, June 7, 2018

DAPATKAH KITA BERSUKACITA?

Bacaan: Habakuk 3:17-19
NATS: Namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, ... Allah Tuhanku itu kekuatanku (Habakuk 3:18,19)

Saya tidak pernah lupa pada pertanyaan yang diajukan oleh pemimpin pendalaman Alkitab kami, "Apa yang paling kautakutkan akan menjadi ujian terberat bagi imanmu kepada Tuhan?" Saat itu kami sedang mempelajari Habakuk 3:17,18, yang menceritakan bagaimana nabi itu berkata bahwa meskipun Allah mengizinkan penderitaan atau kehilangan terjadi, ia tetap akan bersukacita.

Sebagai seorang wanita lajang usia dua puluhan, saya menjawab, "Saya tidak tahu apakah saya dapat menahan kepedihan kalau kehilangan orangtua." Namun, hari itu saya berkata kepada Allah bahwa meskipun mereka meninggal, saya akan bersukacita di dalam Dia. Dan saya segera menyadari bahwa lebih mudah mengatakan kalimat itu daripada melakukannya.

Sebulan kemudian, Ayah didiagnosa menderita sakit jantung dan takkan hidup lama. Ia belum menerima Yesus sebagai Juru Selamat, jadi saya meminta agar Allah tidak membiarkannya meninggal sebelum mengenal Dia. Tahun itu, tidak saja Ayah yang meninggal, tetapi juga Ibu yang sudah menjadi orang percaya. Saya tidak tahu apakah doa saya untuk Ayah dikabulkan. Saya tak dapat bersukacita; dan bertanya-tanya apakah Allah mendengar doa saya.

Pada saat saya menggumulkan keraguan ini dengan-Nya, saya mengalami bagaimana Tuhan menjadi "tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan" (Mazmur 46:2). Saya pun menemukan harapan bahwa Allah, "Hakim segenap bumi," akan melakukan hal yang tepat untuk setiap orang (Kejadian 18:25).

Kita dapat bersukacita -- bila kita bersukacita di dalam Tuhan, tempat perlindungan kita yang kuat dan Hakim yang adil --AMC

SETIAP ORANG HARUS MEMILIH -- KRISTUS ATAU HUKUMAN

PENDEK DAN BURUK

Bacaan: Kejadian 47:1-10
NATS: Jawab Yakub kepada Firaun, "... Tahun-tahun hidupku itu sedikit saja dan buruk adanya" (Kejadian 47:9)

Kehidupan Yakub penuh pencobaan. Demikian pula hidup kita. Hidup menekan dan membatasi kita, menimpakan beban yang tidak ingin kita pikul. Akan tetapi penderitaan yang paling tidak adil, paling tidak layak kita terima, paling sia-sia, adalah kesempatan bagi kita untuk menanggapinya dengan cara yang dapat digunakan oleh Tuhan untuk mengubah kita menjadi serupa dengan-Nya. Kita dapat bersukacita dalam pencobaan yang kita hadapi, karena kita tahu bahwa kesulitan membuat kita "sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun" (Yakobus 1:3,4). Tetapi ini perlu waktu.

Kita menginginkan hasil yang cepat, tetapi tidak ada jalan pintas menuju tujuan akhir yang Allah tentukan bagi kita. Satu-satunya cara untuk bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus adalah dengan tunduk setiap hari pada kondisi yang Allah sediakan bagi hidup kita. Apabila kita menerima kehendak-Nya dan tunduk pada jalan-Nya, maka kekudusan-Nya akan menjadi milik kita. Perlahan-lahan tetapi pasti, Roh Allah mulai mengubah kita menjadi manusia yang lebih baik, lebih lembut hati, lebih tegar, lebih kuat, lebih kokoh dan lebih bijak. Prosesnya misterius dan tidak bisa dipahami, tetapi demikianlah cara Allah melimpahi kita dengan rahmat dan keindahan. Kita pasti mengalami kemajuan.

Ruth Bell Graham mengatakan, semoga Allah memberi kita rahmat "untuk memikul panasnya api pembersihan, supaya beban kita tidak terasa semakin berat, tetapi kita dapat ikut memikul bagian penderitaan kita dan beban kita tetap ringan, dalam nama Yesus" —DHR

ALLAH SERING MENGOSONGKAN TANGAN KITA
UNTUK MENGISI HATI KITA

Tuesday, June 5, 2018

KEKUDUSAN SEBAGAI SUMBER BERKAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Juni 2018

Baca:  1 Petrus 1:13-25

"tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,"  1 Petrus 1:15

Salah satu tanggung jawab paling berat dalam hidup kristiani adalah hidup dalam kekudusan.  Topik tentang kekudusan adalah hal yang paling tidak disukai dan juga sering dihindari oleh kebanyakan orang Kristen.  Sebaliknya orang lebih berminat dan tertarik pada khotbah-khotbah atau pelajaran yang bertema berkat, mujizat, kesembuhan atau pemulihan;  padahal kekudusan adalah kehendak Tuhan yang harus ditaati!

     Kekudusan adalah standar hidup yang Tuhan tetapkan bagi orang percaya!  Salah satu arti dari kata  'kudus'  (bahasa Ibrani kadosh)  adalah naik lebih tinggi.  Artinya Tuhan memanggil orang percaya untuk hidup sesuai dengan standar-Nya, level hidup yang naik ke arah Kristus, yaitu hidup sebagaimana Kristus hidup.  Tidak ada alasan atau dalih untuk hal itu!  Sebab Tuhan sudah memberikan Roh Kudus untuk menyertai kita, memampukan, menguatkan, mengajar dan menuntun kita kepada kebenaran  (Yohanes 16:13);  Tuhan juga sudah memberikan firman-Nya untuk menjadi pola hidup orang percaya.  "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:16).  Karena itu rasul Paulus menasihati,  "...kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan."  (Ibrani 12:14).

     Di zaman sekarang ini kebanyakan orang lebih mengejar hal-hal yang bersifat duniawai:  keberhasilan, kesuksesan, kekayaan, popularitas dan sebagainya.  Demi mengejar kesemuanya itu mereka tidak lagi menempatkan perkara-perkara rohani sebagai hal yang utama, mengesampingkan perkara-perkara rohani.  Padahal kalau kita mau sungguh-sungguh hidup dalam kekudusan dan mengutamakan perkara-perkara yang dari Tuhan semua berkat pasti Tuhan sediakan bagi kita.  Sesungguhnya kekudusan adalah kunci untuk mengalami berkat-berkat dari Tuhan.  Tetapi banyak orang tidak mau tunduk pada pimpinan Roh Kudus, tidak mau menaati firman Tuhan dan memilih untuk mengikuti keinginan daging dengan segala hawa nafsunya.  Inilah kehendak Tuhan bagi orang percaya:  "...supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya."  (Efesus 1:4).

Berkat Tuhan tersedia bagi orang-orang yang hidup seturut kehendak-Nya!

LEBIH DARI ITU

Bacaan: Yohanes 17:1-8
NATS: Inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus (Yohanes 17:3)

Anda selalu duduk di depan Sam di gereja. Anda tersenyum padanya dan berkata, "Selamat pagi" saat datang, lalu berkata, "Sampai Minggu depan" saat pulang. Namun suatu pagi, Anda menambahkan obrolan, "Sam, bisakah saya meminjam 100 dolar?"

Sayangnya, begitulah beberapa orang memperlakukan Tuhan. Mereka bersekutu dengan Tuhan hanya pada hari Minggu sampai mereka memerlukan sesuatu. Namun, Allah ingin lebih dari itu.

Yang terutama, Tuhan ingin kita mengenal-Nya sebagai Juru Selamat. "Inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus" (Yohanes 17:3).

Setelah kita menjadi anak-Nya (1:12), Allah menginginkan komunikasi yang terus-menerus terjalin dengan kita dan Dia juga ingin pengenalan kita tentang Dia maupun tentang siapa kita nantinya melalui pertolongan-Nya semakin bertumbuh. Dia tak ingin menjadi kenalan yang hanya ditemui pada hari Minggu atau Seseorang yang hanya menjadi tempat curahan hati pada saat kita putus asa. Allah ingin kita memiliki persekutuan pribadi dengan-Nya. Dia pun ingin kita bertumbuh dalam kerinduan kita untuk menyenangkan-Nya dengan menaati-Nya. "Inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya" (1Yohanes 2:3).

Allah mengasihi Anda dan ingin Anda mengenal-Nya. Dia memang menjawab doa-doa yang bernada putus asa. Namun, sebelum Anda meminta, pastikan Anda mengenal-Nya secara pribadi --CHK

Bukan hanya kata-kata hampa yang Tuhan mau
Dari orang-orang yang telah ditebus-Nya;
Dia merindukan kita mengenal kasih-Nya,
Dan kita berdiam di dalam kasih-Nya itu. --D. De Haan

MEMILIKI PENGETAHUAN AKAN ALLAH MEMANG MENARIK,
TETAPI MENGENAL ALLAH AKAN MENGUBAH HIDUP KITA

Sunday, June 3, 2018

SELAMAT DATANG KRITIK

Bacaan: Amsal 9:1-10
NATS: Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak (Amsal 15:5)

Peneliti kanker Dr. Robert Good adalah sosok pekerja keras yang secara cerdas dapat memunculkan ide-ide baru. Menurut artikel yang saya baca tentang beliau, ia memiliki kemampuan untuk menggunakan semua informasi yang pernah ia peroleh.

Meskipun demikian saya sangat terkesan dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa ia bersedia mengakui kesalahan yang terjadi dalam berbagai teorinya dan meninggalkannya lebih cepat dari siapa pun dalam penelitian medis. Salah seorang rekannya berkata, "Dr. Good tidak pernah ‘menikahi’ hipotesa-hipotesanya, jadi ia juga tidak merasakan sakitnya ‘perceraian’ apabila salah satu hipotesanya terbukti salah."

Amsal 9 sangat menghargakan kesediaan untuk menghadapi kesalahan dan mengakuinya. Renungan hari ini menggambarkan "orang bijak" sebagai orang yang mau belajar dari kesalahannya. Apabila ia ditantang, ia menahan diri untuk tidak meninggikan punggungnya seperti layaknya kucing jantan yang terancam. Sebaliknya, ia menerima setiap nasihat dengan baik dan bahkan itu menjadi sarana penting baginya untuk menambah pengetahuan (ayat 9). Di pihak lain, apabila seorang "pencemooh" dikecam, ia menanggapinya dengan kemarahan dan kebencian (ayat 8). Karena rasa egonya terlalu besar, ia tidak mau mendengar apabila kesalahannya dikemukakan.

Kita perlu mengikuti jalan yang penuh hikmat dengan memerhatikan kata-kata yang menegur kita. Untuk sungguh-sungguh menjadi bijak, kita harus ingat bahwa adakalanya kita juga melakukan hal yang bodoh --MRD

ORANG YANG TIDAK MAU MENDENGARKAN KRITIK
TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR DARINYA

BELAS KASIHAN TUHAN:

Sanggup Menyembuhkan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Juni 2018

Baca:  Matius 14:13-21

"Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit."  Matius 14:14

Jika sampai hari ini kita masih dapat bernafas, menghirup udara segar di pagi hari, diberi kesehatan tubuh, dan kembali beroleh kesempatan dari Tuhan untuk melakukan aktivitas dan mengerjakan semua yang telah dipercayakan-Nya, itu semata-mata karena anugerah Tuhan.  "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"  (Ratapan 3:22-23).  Di sisi lain ada Saudara kita yang sedang terkulai lemah tak berdaya karena sakit-penyakit yang diderita.  Hari-hari yang dijalaninya tampak kelabu dan sepertinya tertutup awan tebal.  Hati kecilnya pun bertanya-tanya:  masih adakah harapan baginya untuk melihat hari esok?

     Di dalam Tuhan selalu ada harapan!  Sebab kita punya Tuhan yang adalah Jehova Rapha, Tuhan Sang Penyembuh.  Orang beroleh kesembuhan dari Tuhan bukan karena ia aktif dalam pelayanan, bukan karena ia berstatus orang kaya atau berpangkat, bukan karena ia memiliki wajah yang rupawan, bukan juga karena ia hebat dan pintar, melainkan karena belas kasihan Tuhan.  Perhatikan dua kisah ini:  ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan dan berserulah mereka kepada Tuhan:  "Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!"  (Matius 20:30).  Lalu, tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasihan,  "...lalu Ia menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia."  (Matius 20:34).  Juga, seorang sakit kusta datang kepada Tuhan dan berlutut di hadapan-Nya:  "'Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.' Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu... Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir."  (Markus 1:40-42).

     Belas kasihan Tuhan adalah pintu menuju kepada kesembuhan dan pemulihan.  Mungkin bukan fisik kita yang sakit, tapi ekonomi kita sedang sakit, hubungan suami-isteri sedang sakit, pelayanan kita sedang sakit.  Tak ada jalan lain selain kita harus datang kepada Tuhan dengan penuh kerendahan hati dan memohon belas kasihan-Nya.

"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."  Roma 9:15