Friday, July 13, 2018

FOKUS PADA JATI DIRI

Bacaan: Matius 6:25-34
NATS: Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal (Matius 6:28)

Di sebuah seminar, kami diminta membentuk kelompok-kelompok kecil lalu memperkenalkan diri satu sama lain tanpa menyebut pekerjaan kami. Tantangannya adalah kami harus dapat menjelaskan siapa kami dan bukan apa yang kami lakukan. Tidak mudah memang untuk berfokus kepada jati diri daripada pekerjaan.

Dr. William H. Thomas, seorang dokter spesialis yang menangani manula, menunjukkan bahwa bayi memulai hidupnya dengan jati diri. Akan tetapi saat menginjak usia dewasa, prestasilah yang menjadi sasaran utama. Lalu, saat kita beranjak tua dan tenaga kita melemah, kita harus kembali berfokus kepada jati diri. "Masa tua membawa kita kembali pada hidup yang lebih mementingkan jati diri daripada pekerjaan. Ini adalah sebuah karunia yang memiliki nilai luar biasa," kata Thomas.

Namun pencarian jati diri tidak hanya berlaku bagi orang-orang tua. Yesus mengatakan bahwa fokus yang benar adalah obat kekhawatiran bagi segala usia. Dia meminta para pengikut-Nya untuk memerhatikan burung-burung dan bunga-bunga. Tanpa menilai tindakan mereka, Allah tetap memelihara mereka.

Oswald Chambers berkata, "‘Perhatikanlah bunga bakung yang tumbuh di ladang’ . . . mereka tumbuh begitu saja! Perhatikanlah laut, udara, matahari, bintang, dan bulan -- semuanya itu ada begitu saja, tetapi pelayanan yang mereka berikan sangatlah besar."

Sebagai orang kristiani, nilai kita di hadapan Allah tidak berasal dari apa yang kita lakukan bagi Dia, namun ada pada hal yang ada dalam diri kita. Jati diri kita -- lebih daripada pekerjaan kita -- memuliakan nama-Nya --DCM

ANDA ITU UNIK -- DIRANCANG UNTUK MEMULIAKAN ALLAH

SESUAI DENGAN KEUNIKAN YANG ANDA MILIKI

MASALAH DENGAN ORANG

Bacaan: Roma 12:14-21
NATS: Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam damai dengan semua orang! (Roma 12:18)

Tetangga saya tampaknya jengkel terhadap saya. Kelihatannya saya telah melakukan sesuatu yang menjengkelkannya. Saat saya bertanya apakah saya telah menyinggung perasaannya, ia menanggapi dengan kasar, "Tidak!" Lalu saya berkata, "Saya tidak ingin ada perasaan tidak enak di antara kita. Jika saya telah melakukan sesuatu yang menyinggung perasaanmu, saya minta maaf." Sejak saat itu iklim di antara kami menjadi sejuk.

Seseorang mengatakan, "Semakin saya memahami manusia, saya semakin mencintai anjing saya." Ya, anjing itu setia, dapat diandalkan, selalu ingin menyenangkan, cepat memaafkan, dan melupakan. Tidakkah Anda berharap bahwa manusia pun seperti itu? Tetapi kadang kala, betapa pun kerasnya kita berusaha untuk memiliki hubungan yang baik dengan seseorang, usaha itu gagal.

Rasul Paulus mengacu pada situasi tersebut dalam Roma 12:18. Perhatikanlah kata-kata "kalau hal itu bergantung padamu". Ia tahu bahwa beberapa masalah dengan orang lain mungkin tidak pernah terselesaikan. Jika ada dua orang yang bertengkar, maka ada dua orang yang perlu berdamai. Jika Anda telah melakukan bagian Anda, tetapi masalah itu tidak selesai, maka ada sebuah rencana yang dapat diikuti. Jangan menyimpan amarah atau membalas dendam dengan tidak berbicara. Lakukanlah semua hal yang dapat Anda lakukan untuk mengalahkan kejahatan dengan kebaikan (ayat 21), dan izinkanlah Allah mencari penyelesaian masalahnya.

Kita perlu terus mengikuti langkah-langkah di dalam Roma 12 sampai masalah-masalah kita dengan orang terselesaikan -- tetapi terutama jika tidak terselesaikan --DJD

CARA TERBAIK UNTUK MENGALAHKAN MUSUH

ADALAH DENGAN MENGGUNAKAN SENJATA KASIH

WS RENDRA

*WS RENDRA*
Kelahiran  SURAKARTA   1935
Meninggal di DEPOK.      2009    

* Puisi terakhir WS Rendra
di buat sesaat sebelum dia wafat)*

Hidup itu seperti *UAP*,  yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !!
Ketika Orang memuji *MILIKKU*,
aku berkata bahwa ini *HANYA TITIPAN* saja.

Bahwa mobilku adalah titipan-NYA,
Bahwa rumahku adalah titipan-NYA,
Bahwa hartaku adalah titipan-NYA,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-NYA ...

Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
*MENGAPA DIA* menitipkannya kepadaku?
*UNTUK APA DIA* menitipkan semuanya kepadaku.

Dan kalau bukan milikku,
apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA?

Malahan ketika diminta kembali,
_kusebut itu_ *MUSIBAH,*
_kusebut itu_ *UJIAN*,
_kusebut itu_ *PETAKA*,
_kusebut itu apa saja ..._
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah *DERITA*....

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan
*KEBUTUHAN DUNIAWI*,
_Aku ingin lebih banyak_ *HARTA*,
_Aku ingin lebih banyak_ *MOBIL*,
_Aku ingin lebih banyak_ *RUMAH*,
_Aku ingin lebih banyak_ *POPULARITAS*,

_Dan kutolak_ *SAKIT*,
_Kutolak *KEMISKINAN*,_
Seolah semua *DERITA* adalah hukuman bagiku.

Seolah *KEADILAN* dan *KASIH-NYA*, 
harus berjalan seperti penyelesaian matematika dan sesuai dengan kehendakku.

Aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku ...

Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan *DIA* seolah _Mitra   Dagang_ ku
dan bukan sebagai *Kekasih!*

Kuminta *DIA* membalas _perlakuan baikku_
dan menolak keputusan-NYA yang tidak sesuai dengan keinginanku ...

Padahal setiap hari kuucapkan,
_*Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-MU*_

Mulai hari ini,
ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur dalam setiap keadaan
dan menjadi bijaksana,
mau menuruti kehendakMU saja ya *ALLAH* ...

Sebab aku yakin....
*ENGKAU* akan memberikan anugerah dalam hidupku ...
*KEHENDAKMU*  adalah yang ter *BAIK* bagiku ..

Ketika aku ingin hidup *KAYA*,
aku lupa,
bahwa *HIDUP* itu sendiri
adalah sebuah *KEKAYAAN*.

Ketika aku berat utk *MEMBERI*,
aku lupa,
bahwa *SEMUA* yang aku miliki
juga adalah *PEMBERIAN*.

Ketika aku ingin jadi yang *TERKUAT*,
....aku lupa,
bahwa dalam *KELEMAHAN*,
Tuhan memberikan aku *KEKUATAN*.

Ketika aku takut *Rugi*,
Aku lupa,
bahwa *HIDUPKU* adalah
sebuah *KEBERUNTUNGAN*,
kerana *AnugerahNYA.*

Ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita selalu *BERSYUKUR* kepada *NYA*

Bukan karena hari ini *INDAH* kita *BAHAGIA*.
Tetapi karena kita *BAHAGIA*,
maka hari ini menjadi *INDAH*.

Bukan karena tak ada *RINTANGAN* kita menjadi *OPTIMIS*.
Tetapi karena kita optimis, *RINTANGAN* akan menjadi tak terasa.

Bukan karena *MUDAH* kita *YAKIN BISA*.
Tetapi karena kita *YAKIN BISA*.!
semuanya menjadi *MUDAH*.

Bukan karena semua *BAIK* kita *TERSENYUM*.
Tetapi karena kita *TERSENYUM*, maka semua menjadi *BAIK*,

Tak ada hari yang *MENYULITKAN* kita, kecuali kita *SENDIRI* yang membuat *SULIT*.

Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar,
cukuplah menjadi *JALAN SETAPAK*
yang dapat dilalui orang,

Bila kita tidak dapat menjadi matahari,
cukuplah menjadi *LENTERA*
yang dapat menerangi sekitar kita,

Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang,
maka *BERDOALAH* untuk
kebaikan.

Selamat pagi dan Tuhan Yesus memberkati.

PANCIMU

*PANCIMU...*
💫💫💫💫💫

💦
Suatu hari Nasruddin meminjam panci dari tetangganya. Kemudian mengembalikan panci tersebut beserta panci kecil di dalamnya.

Tetangganya bertanya: _"Panci kecil ini untuk apa..?"_

Nasruddin menjawab: _"Kemarin pancimu melahirkan di rumahku, dan panci kecil itu adalah anaknya."_

*Tetangganya pun dengan senang hati menerima alasan Nasruddin, karena hal itu menguntungkannya.*
🍂
Sebulan kemudian Nasruddin kembali meminjam panci dari tetangganya.

Teringat kejadian bulan lalu, maka tetangganya meminjamkan panci yang berukuran lebih besar kepada Nasruddin dengan harapan akan mendapatkan anak panci yang lebih besar dari sebelumnya.

Hari pun berlalu dan panci tak kembali, esok paginya dia menemui Nasruddin dan bertanya tentang pancinya. Nasruddin pun menjawab: _"Aku turut bersedih karena pancimu telah mati."_

Dengan nada marah dia berteriak: _"Bagaimana mungkin panci bisa mati, ini hanya permainanmu saja, kembalikan panciku, segera.!!"_
🍃
*Nasruddin: _"Mengapa kamu tidak percaya kalau pancimu telah mati, sedangkan kemarin kamu percaya bahwa pancimu telah melahirkan.!!"*_

*Banyak dari kita yang menerima segala bentuk kebohongan jika itu menguntungkan kita.*

*Dan menolak kebenaran atau kejujuran jika itu merugikan kita.*
🌴👳‍♀

BAPTISAN MICHAEL

Bacaan: Markus 10:13-16
NATS: Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku (Markus 10:14)

Michael ingin dibaptis. Pada mulanya ayahnya merasa ragu-ragu karena Michael mengidap autis. Autisme adalah kelainan yang memengaruhi interaksi sosial dan keterampilan komunikasi seseorang.

Michael yang berusia 35 tahun itu memang telah memercayai Yesus sebagai Juru Selamat, dan para pemimpin gereja pun menyetujui pembaptisan ini dengan sangat antusias. Akan tetapi, pada saat dibaptis, Michael harus berdiri di depan seluruh jemaat. Ini bukan hal yang mudah bagi seorang pengidap autis seperti Michael.

Karena tahu Michael tidak menyukai kejutan, ayahnya kemudian memberi tahu semua hal yang akan terjadi selama proses pembaptisan. Namun, pada saat sang pendeta berkata, "Michael, saya membaptis kamu di dalam nama Bapa," Michael menginterupsi seakan-akan untuk mengingatkan sang pendeta, "dan Putra!" Para jemaat tersenyum dengan penuh sukacita. Dan Michael pun dibaptis di dalam ketaatan kepada perintah Kristus.

Kita datang kepada Yesus dengan tingkat pemahaman rohani yang berbeda-beda, dan Yesus menyambut semua orang yang menanggapi panggilan-Nya. Saat anak-anak kecil menghampiri Sang Juru Selamat, murid-murid-Nya berusaha mengusir mereka. Namun Kristus menegur mereka dan berkata, "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku" (Markus 10:14). Dan hal itu pun berlaku bagi mereka yang memiliki kelainan.

Injil itu sederhana. Kita semua dapat menghampiri Sang Juru Selamat. Dan undangan yang Dia berikan terbuka bagi semua orang --HDF

ALLAH MENERIMA SETIAP ORANG YANG MENERIMA PUTRA-NYA

BANGKITNYA SANG RAJA

Bacaan: Yohanes 14:1-6
NATS: Sesaat lagi dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu akan melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup (Yohanes 14:19)

Kita mengagumi siapa pun yang bangkit kembali setelah mengalami kegagalan dan kekalahan. Pada tahun 2001, majalah Sports Illustrated menampilkan sebuah artikel tentang kebangkitan-kebangkitan terbesar sepanjang masa. Yang mengejutkan, mereka menempatkan kebangkitan Kristus di urutan pertama. Di situ ditulis, "Yesus Kristus, pada tahun 33 Masehi menghadapi para kritikus dan membuat orang-orang Romawi tercengang dengan kebangkitan-Nya."

Betapa bijaksananya perkataan itu! Dalam daftar mana pun tentang kebangkitan-kebangkitan dalam sejarah, kemenangan Kristus atas kematian memang pantas mendapat tempat yang utama. Sesungguhnya, kebangkitan-Nya masuk dalam golongan yang melampaui kebangkitan lainnya.

Pada akhirnya, kematian akan menang atas kehidupan. Saat seseorang meninggal, ia tidak mungkin hidup lagi -- setidaknya tidak di dunia ini. Namun, tidak demikian dengan Yesus. Dia telah berjanji kepada para murid bahwa setelah disalibkan oleh musuh-musuh-Nya, Dia akan bangkit -- menang atas kematian. Matius mencatat hal ini dalam injilnya, "Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan ... lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga" (16:21). Dan, memang itulah yang terjadi pada Juru Selamat kita.

Kebangkitan Yesus Kristus meyakinkan kita bahwa dengan iman di dalam Dia, kita pun akan hidup kembali ketika kita dibangkitkan dari kubur (Yohanes 11:25,26) --VCG

Ketika Yesus mati di salib yang keji,
Mereka yang berdiri menonton mengira, "Ini sudah berakhir";
Namun, dapatlah perkataan-Nya kita percayai:
"Jika engkau percaya kepada-Ku, engkau tidak akan mati." --Hess

KUBUR KOSONG ADALAH DASAR IMAN KITA